Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

MENUDUH ASING, MERANGKUL ASING, SIAPAKAH DIA?

  MENUDUH ASING, MERANGKUL ASING, SIAPAKAH DIA?   Presiden Prabowo Subianto , berulang kali dalam pidatonya mengatakan terdapat intervensi pihak asing yang membiayai gerakan-gerakan di masyarakat yang bertujuan untuk Indonesia menjadi negara yang “tidak maju”. Pihak LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) juga tidak lepas dari tuduhannya tersebut, dalam pidatonya pada hari peringatan Hari Pancasila, Senin (02/06) lalu mengatakan bahwa LSM dibiyai pihak asing untuk mengadu domba negara ini. Kata “Pihak Asing” sendiri ialah kata populer merujuk negara lain yang sering kali dipandang negatif dan menjadi domba hitam terkait permasalahan negara khususunya di Indonesia. Akhir-akhir ini kata tersebut semakin sering kita dengar. Mengapa demikian? Karena negara ini sedang berada di posisi penuh permasalahan dan pemerintah memerlukan jawaban siapa yang harus disalahkan. Suatu hal ironis, dimana kenyataannya pemerintah negara ini sering melakukan kerja sama yang dirasa sangat menguntungka...

Mengorbankan Pendidikan Demi Kenyamanan

    Mengorbankan Pendidikan Demi Kenyamanan Paradoks Tambahan Anggran Untuk Polri Di tengah penerapan efisiensi fiskal oleh pemerintah, sektor pendidikan justru menjadi salah satu bidang yang terdampak paling signifikan. Berbagai institusi pendidikan tinggi mengalami penyesuaian anggaran, yang berdampak langsung pada penurunan kualitas layanan dan terbatasnya daya tampung beasiswa, khususnya program KIP-K yang menjadi tumpuan mahasiswa dari kelompok rentan secara ekonomi. Sementara itu, biaya pendidikan terus meningkat tanpa diimbangi dengan perluasan akses atau jaminan ketersediaan bantuan finansial. Ironisnya, dalam situasi yang penuh keterbatasan ini, alokasi anggaran untuk sektor keamanan justru mengalami peningkatan tajam termasuk untuk Polri yang tidak jarang dibenarkan atas dasar stabilitas dan ketertiban umum. Kebijakan anggaran semacam ini mencerminkan kontradiksi dalam prioritas pembangunan nasional: ketika pendidikan sebagai fondasi pembangunan jangka panjang dikorb...

DIMANA JANJI 19 JUTA LAPANGAN KERJA ITU?

LAPANGAN YANG KAMI MINTA Sebuah Puisi karya Rafi'i Pada hari ini, diriku masih bertanya-tanya Apakah dana yang kami kumpulkan dan ciptakan Hanya digunakan oleh mereka yang tak memiliki kepentingan?   Kerakusan mereka membuat kita menderita. Sebuah janji diciptakan hanya untuk pemilihan, Sebuah ketakutan diberikan hanya untuk pencegahan.   Namun, semua itu adalah kepalsuan dari mereka yang memiliki kemauan Memaksa kita menjadi sapi perah Mengatur otak kita menjadi hewan Agar dirimu bisa makan, Dan kami engkau terlantarkan.   “19 juta lapangan kerja” yang kau janji-janjikan itu, Namun pada kenyataannya tak ada satupun kalangan kami yang merasakan. Saat kami menagih kau malah mengatakan,   “ Jangan kufur nikmat”   Kenyataannya kau lah yang saat ini sedang “ Kufur” Seolah-olah kau adalah suci Dan kami adalah sapi.   Saat kami mencoba menciptakan sebuah pemasukan, Kalian membongkar-nya dengan dalih mengganggu rak...

Wajah Gelap Dibalik Seragam: Selamat Hari Anti Bhayangkara!

  1 Juli, 79 tahun bhayangkara Di balik seragam, wajah gelap bhayangkara.   Selamat ulang tahun, Bhayangkara (Ujar para elit). 1 Juli, kita kembali menyaksikan parade kebanggaan institusi yang katanya “ pelindung rakyat .  T ujuh puluh sembilan tahun bukan usia yang muda.  Namun sayangnya, dewasa tidak selalu berarti matang apalagi adil.  Dengan penuh semangat, para pejabat  " memberi sambutan " megah.   Lantas, di balik megahnya acara dan pesta pora dengan lencana,  pita syukur, dan parade seragam,  apa yang sebenarnya kita rayakan?! Apakah perayaan dari tangisan seorang ibu yang tak kunjung usai, sebab anaknya tak kunjung pulang???  Atau para rakyatmu yang dikubur pelan-pelan oleh peluru nyasar, botol bensin,  dan sepatu lars yang tak tahu malu itu.   Seragammu yang disetrika dengan rapi, senjatamu yang dibersihkan,  panggung megah mu yang disiapkan, semua demi merayakan hari kelahiran mu.  Namun kembali sayang, rak...