MENUDUH ASING, MERANGKUL ASING,
SIAPAKAH DIA?
Presiden
Prabowo Subianto,
berulang kali dalam pidatonya mengatakan terdapat intervensi pihak asing yang
membiayai gerakan-gerakan di masyarakat yang bertujuan untuk Indonesia menjadi
negara yang “tidak maju”. Pihak LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) juga tidak
lepas dari tuduhannya tersebut, dalam pidatonya pada hari peringatan Hari
Pancasila, Senin (02/06) lalu mengatakan bahwa LSM dibiyai pihak asing untuk
mengadu domba negara ini.
Kata “Pihak Asing”
sendiri ialah kata populer merujuk negara lain yang sering kali dipandang
negatif dan menjadi domba hitam terkait permasalahan negara khususunya di Indonesia.
Akhir-akhir ini kata tersebut semakin sering kita dengar. Mengapa demikian?
Karena negara ini sedang berada di posisi penuh permasalahan dan pemerintah
memerlukan jawaban siapa yang harus disalahkan. Suatu hal ironis, dimana kenyataannya
pemerintah negara ini sering melakukan kerja sama yang dirasa sangat menguntungkan
asing saja.
Mengapa
harus selalu pihak asing yang selalu disalahkan? Tuduhan-tuduhan tersebut seperti
menjadi perwujudan bahwa ia tidak bisa merefleksikan dan menyelesaikan
permasalahan negara ini sebagai seorang pemimpin. Musuh kita bukan hanya pihak
asing saja, tetapi terdapat oligarki korup yang jauh lebih berbahaya untuk
negara ini. Mereka yang sering menuduh masyarakat berpihak dengan asing apakah
tidak berkaca dengan kebijakan-kebijakan mereka akhir-akhir ini yang dirasa
sangat pro-asing? Contoh jelasnya yaitu pada 9 Juli 2025 pemerintah justru
menyambut datangnya banyak pembisnis asal Brazil ke Indonesia. Tak lama
berselang pemerintah juga menyepakati kerjasama dengan Amerika Serikat demi
penurunan tarif dagang dari 32% menjadi 19%, tetapi sebagai gantinya negara
kita juga harus mengimpor banyak produk, bahkan data pribadi masyarakat kita
juga diserahkan kepada mereka. Apakah mungkin mereka tidak memikirikan
konsekuensinya? bahwa hal yang mereka lakukan justru akan memperlemah industri
lokal, menambah ketergantungan kita dengan pihak asing, dan menambah kesempatan
untuk membahayakan masyarakat.
Tentu saja
saya rasa tidak ada yang salah dalam melakukan kerja sama dengan pihak negara
lain. Tetapi kita masyarakat juga berhak mempertanyakan dan berpartisipasi
dalam kebijakan kerja sama tersebut. Apakah kerja sama tersebut untuk
kepentingan negara dan rakyatnya? Atau hanya untuk kepentingan segelintir oligarki? Jangan cuma
menjadikan kambing hitam “asing” saja jika kebijakan tersebut gagal ataupun
masyarakat mulai mempertanyakan. Sudah saatnya kalian berhenti menuduh pihak
asing sebagai dalih. Sebaiknya kalian merefleksi dan mengidentifikasi masalah
nyata permasalahan negara ini yaitu sistem yang korup, para pemimpin yang anti
kritik, dan kebijakan yang tunduk untuk kepentingan ekonomi daripada kepentingan
rakyat. Kita tidak sedang dijajah oleh asing, melainkan ketidakjujuran
pemerintah negeri ini.
“Dengan berkuasanya
Imperialisme dan feodalisme lewat kekuasaan pemerintahan boneka kapitalis
birokrat, berarti kami belum merdeka.” – Front Mahasiswa Nasional (2024)
Ditulis oleh – Ze –
Dapartemen Literasi – Kelompok Belajar Anak Muda
Komentar