Langsung ke konten utama

BEM KM UNMUL: SADAR,SADARLAH !!!!!

 



BEM KM UNMUL; SADAR..SADARLAH!
 PKKMB Bukan Ajang Seremonial.


PKKMB tidak lagi mendorong kemajuan berfikir mahasiswa!

Universitas Mulawarman (Unmul) adalah salah satu Universitas terbesar di Kalimantan Timur yang sejarahnya sejak di bangunnya adalah untuk mendorong seluruh masyarakat Kalimantan Timur dapat mengenyam pendidikan Tinggi dan mendorong kemajuan berfikir mahasiswa yang kritis.
Program pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru (PKKMB) Unmul dari tahun ke tahun selalu menuai kontroversi, banyak mahasiswa yang merasa tidak puas dengan hasil yang mereka dapatkan setelah mengikuti PKKMB. Berbagai hal di tampilakan di PKKMB Unmul, mulai dari kuliah umum, pengenalan UKM (Unit kegiatan Mahasiswa) tingkat universitas dan lain sebagainya. Namun Tujuan PKKMB jelas sudah melenceng dengan Tujuan Universitas sedari awal dan bahkan melenceng dari tujuan Pendidikan dalam UUD 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Dari tahun ke tahun PKKMB justru memundurkan kesadaran mahasiswa baru untuk berfikir lebih maju. Selama ini PKKMB di Unmul sangat minim mendesain suatu konsep agar daya pikir mahasiswa menjadi kritis, misalnya pada tahun 2017 panitia pelaksana lebih mendorong acara pengenalan kampus dalam bentuk kuliah umum dengan mengundang salah satu pembicara brigjen TNI atau Komandan Korem 091 ASN Samarinda dengan materi bela negara dan wawasan kebangsaan. Materi tersebut bukanlah hal yang sangat prioritas untuk di ketahui oleh mahasiswa baru yang tengah mengalami masa transisi dari siswa ke Mahasiswa, Karena seharusnya TNI tidak memiliki tempat untuk membicarakan Bela negara di dunia pendidikan, Universitas memiliki banyak dosen yang yang kompeten dalam bidang-bidang seperti hal tersebut, kemudian materi bela negara harusnya di ganti dengan materi yang misalnya; Sejarah gerakan mahasiswa, sejarah pergerakan Rakyat atau Bagaimana menuntaskan kemiskinan, bagaiamana menyelesaikan pendidikan mahal, bagaiaman menyelesaikan keursakan lingkungan di kalimantan timur dan masih banyak lagi yang seharusnya di dapatkan mahasiswa baru. Di tahun 2018 PKKMB Kembali melenceng bahkan lebih mengedepankan ajang seremonial saja, di bawah kepemimpinan BEM KM Unmul.

Peran Bem Km semakin tidak jelas !

Sejak 2017 hingga 2018 BEM KM Semakin tak memiliki keberanian dan persfektif yang maju, sebagai lembaga mahasiswa tingkat Universitas, hal ini di perlihatkan mulai dari PKKMB 2017 hingga 2018, Mereka turut menyepakati sebagiann besar tawaran Konsep PKKMB dari Birokrasi/Rektorat Universitas Mulawarman yang tidak mendorong kemajuan persfektif mahasiswa baru. Bahkan tidak jarang mereka (BEM KM) tak mendengarkan pandangan lembaga-lembaga mahasiswa di tingkat fakultas yang selalu memberikan aspirasinya.
Ditahun 2019, BEM KM kembali berulah dengan hal yang seperti di tahun sebelumnya, dengan hanya mementingkan kepentingan kelompok mereka saja, Masih dengan konsep yang usang. Bukan hanya persoalan PKKMB, BEM KM tidak jarang saat melakukan aksi/demonstrasi metodenya masih dengan kompromi dan tidak mempertahankan kepentingan umum mahasiswa. Misalnya saat aksi menolak SPI dan ALMAMATER Berbayar, persoalan tersebut belum sama sekali di tuntaskan tapi justru malah ditinggalkan. BEM KM seharusnya menjadikan evaluasi PKKMB dan agenda agenda lainnya sebagai acuan segala aktivitasnya.

Konsepsi BEM Dan Keluarga Mahasiwa yang Usang dan tidak demokratis!

Sejarah berjalannya pemerintahan mahasiswa sudah dimulai dari Dewan mahasiswa,Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi dan Badan eksekutif mahasiswa/dewan perwakilan mahasiswa. Seiring berjalannya pemerintahan mahasiswa berbagai konsep-konsep berbeda yang di bentuk dalam struktur pemerintahan mahasiswa dikampus-kampus di indonesia. Misalnya, Pada tahun 2001 universitas mulawarman menerapkan konsep Keluarga mahasiswa yang memusatkan penyelenggaraannya pada masing-masing lembaga tingkat universitas maupun tingkat fakultas yang tidak jelas konsepsinya bahkan cendrung BEM KM/DPM KM mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan semua mahasiswa dan lembaga mahasiswa di tingkat jurusan hingga fakultas. Selain itu integrasi politik 
BEM KM UNMUL pada BEM-SI dan DPM KM pada FL2MI (Forum Lembaga Legeslatif Mahasiswa Indonesia) yang juga tidak jelas sikap politiknya pada persoalan rakyat secara umum bahkan tak jarang hanya program untuk kepentingan lembaganya saja. Inilah yang membentuk Perbedaan pendapat antara lembaga tingkat universitas dan fakultas semakin jauh berbeda.

Membangun Konsepsi yang Mendorong Partisipasi dan kemajuan kritis Mahasiswa !
Konsepsi untuk penyatuan seluruh kelompok mahasiswa seharusnya mulai sekarang perlu di gagas atau di konsolidasikan agar kita maahsiswa memiliki alternatif untuk membangun kembali gerakan mahasiswa tersebut. Misalnya di Chile pada tahun 2011 mereka membangun Pusat mahasiswa di tingkat jurusan dan membentuk Majelis mahasiswa sebagai wadah mengambil keputusan, kemudia di tingkat universitas di bentuk Federasi Mahasiswa Universitas Chile (FECH) Dan kemudian menjadi bagian dari federasi nasional yang disebut Konfederasi Mahasiswa Chile (CONFECH), Dan tentu Fungsi yang pertama adalah untuk mewakili mahasiswa, baik itu dalam masalah akademik maupun politik. Pusat Mahasiswa dibuat dari kebutuhan mahasiswa akan organisasi. Begitulah cara mereka menstruktukturkan diri mereka sendiri untuk merespons berbagai persoalan secara terorganisir, seperti masalah partisipasi, pengambilan keputusan, tuntutan mengenai kualitas pendidikan yang mereka terima, dan pada saat yang sama, juga mengenai tuntutan politik kemudian juga berguna untuk membangun komunikasi antara mahasiswa dan sektor lainnya masyarakat lainnya (baca: http://kirisosial.blogspot.com/2017/06/chili-membangun-serikat-mahasiswa-dari.html).
Hal yang serupa juga dilakukan oleh BEM/DPM/Hima dan UKM Fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik universitas mulawarman, untuk membangun partisipasi mahasiswa dan pola pikir yang maju mereka mencoba membangun Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Sebagai suatu konsep yang berbeda dan menentang konsep KM Unmul.begitu juga dengan BEM Fakultas lainnya yang ada di Universitas Mulawarman.

Ditulis oleh :
Roy & Julpan : Mahasiswa Fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Mulawarman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA Mahasiswa sebuah istilah yang seharusnya mengandung makna terpelajar dan kritis. Hal itu sudah semestinya selalu melekat dalam raga dan jiwa seorang mahasiswa. Secara umum untuk menyematkan istilah mahasiswa kepada sesorang adalah ketika ia memasuki gerbang universitas, serta melintasi berbagai proses acara penerimaan mahasiswa baru oleh kampus. Di dalam berbagai proses ini mahasiswa baru wajib untuk menyelesaikan agenda yang seringkali syarat dengan narasi "sakral". Grand narasi inilah yang menjelma sebagai lorong untuk menjadi mahasiswa yang identik dengan OSPEK.  Mahasiswa Baru & OSPEK Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau akronimnya OSPEK selalu terbayang menakutkan bagi mahasiswa baru dan selalu dinantikan oleh sebagian mahasiswa yang sudah senior beserta alumninya. Berbagai rapat yang panjang, alot dan berhari-hari menjadi penghias waktu sebelum terlaksananya OSPEK, berbagai interupsi susul menyusul dari bagian mahasis...

Fadli Zon Memanipulasi Tragedi Mei 1998

  Tragedi Mei 1998 adalah salah satu babak terkelam dalam sejarah modern Indonesia. Ribuan nyawa melayang, properti ludes terbakar, dan yang paling mengerikan, laporan-laporan tentang perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa mencoreng kemanusiaan. Dalam iklim politik pasca-reformasi yang masih rentan, upaya untuk memahami, merekonstruksi, dan merekonsiliasi sejarah krusial untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa. Namun, di tengah upaya tersebut, muncul narasi-narasi tandingan yang alih-alih mencerahkan, justru berpotensi memanipulasi ingatan kolektif, bahkan menolak keberadaan fakta-fakta yang telah terverifikasi. Fadli Zon sebagai Mentri Kebudayaan Republik IIndonesia, sebagai figur publik dan politisi, kerap menjadi sorotan dalam konteks ini, khususnya terkait pandangannya yang meragukan insiden perkosaan massal 1998. Fadli Zon dan Penolakan Fakta: Sebuah Pola yang Berulang Fadli Zon, melalui berbagai platform, termasuk media sosial ...

KELANGKAAN MINYAK DI KOTA PENGHASIL MINYAK TERBESAR

  Namaku Muchamad Abim Bachtiar (akrab disapa bach), saat ini sedang berkuliah di Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 6 semester dan sedang getol – getolnya aktif di Eksekutif Mahasiswa, saya tertarik untuk mengangkat isu minyak yang akhir – akhir ini hangat diperbincangkan di Kalimantan Timur. Kita semua mengetahui bahwa di Kalimantan Timur terdapat sebuah kota dengan penghasil minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara, kota yang menjadi pusat ekspor minyak di berbagai provinsi hingga negara lain. Namun sayangnya, masyarakat yang hidup di kota tersebut malah mendapatkan masalah krisis atau kelangkaan dalam mendapatkan minyak dalam bermobilisasi. Kota ini tidak lain dan tidak bukan adalah Kota Balikpapan. Aku akan memantik tulisan ini dengan memberitahu ke kawan – kawan semua bahwa Pertamina yang mendapatkan lisensi BUMN tak bosan - bosannya merugikan rakyat kecil. Korupsi yang meraup keuntungan 900t me...