Langsung ke konten utama

MARSINAH MENANG, LALU DIHAJAR ORDE BARU !!!


MARSINAH MENANG, 
LALU DIHAJAR ORDE BARU !!!


"Wes yo rek, perjuangane awak dewe wes mari. Upahe awak dewe wes diundakno. Saiki, aku titip. Ayo kerjo sing temen, gawe masa depane awak dewe sesuk (Sudah iya rek, perjuangan kita semua sudah selesai. Upah kita sudah dinaikan. Sekarang, saya titip. Ayo kerja yang benar, buat masa depan kita),'' kata Uus Menirukan perkataan Marsinah.


      

Rabu, 5 Mei 1993, Kamis, 6 Mei 1993, jumat,7 Mei 1993 dan berakhir pada SABTU 8 MEI 1993, Marsinah ditemukan Tewas Secara mengenaskan. Marsinah adalah buruh PT Catur Putera Surya (CPS), pabrik arloji di Siring, Porong, Jawa Timur. Buruh PT CPS digaji Rp1.700 per bulan. Padahal berdasarkan KepMen 50/1992, diatur bahwa UMR Jawa Timur ialah Rp2.250. Pemprov Surabaya meneruskan aturan itu dalam bentuk Surat Edaran Gubernur KDH Tingkat I, Jawa Timur, 50/1992, isinya meminta agar para pengusaha menaikkan gaji buruh 20 persen. Alih-alih dinaikkan, kebanyakan pengusaha menolak kebijakan tersebut termasuk PT. CPS tempat marsinah bekerja. Negosisasi terjadi antara PT.CPS dan Buruh yang akhirnya mengalami kebuntuan. Puncaknya terjadi gejolak di tanggal 3 Mei 1993, ada 150 dari 200 buruh perusahaan yang mogok kerja, pengorganisiran buruh ini dilakukan sejak jauh-jauh hari. Suara  lantang Marsinah buruh perempuan yang terpelajar dan pemberani, dibungkam oleh rezim otoriter dan dibunuh saat usia muda itu terdengar “tidak usah kerja teman-teman tidak usah masuk, biar pak Yudi sendiri yang bekerja” sontak menjadi semangat dan keberanian tersediri bagi para buruh yang sedang mogok bekerja dan melakukan demosntrasi dengan beberapa tuntutan, diantaranya :  

1. Kenaikan upah sesuai kebutuhan buruh
2. Tunjangan cuti Haid
3. Asuransi kesehatn bagi buruh ditanggung perusahaan
4. THR Minta satu bulan gaji sesuai dengan himabaun pemerintah
5. Uang makan ditambah
6. Kenaikan uang trasnport
7. Bubarkan SPSI
8. Tunjangan cuti hamil tepat waktu
9. Upah karyawan baru disamakan dengan buruh yang sudah 1 tahun kerja
10. Penguasa dilarang melakukan mutasi, intimidasi, PHK karyawan yang menuntut hak nya.

       Mogok buruh dihari pertama telah  mendapatkan represif oleh aparat. Yudi kordinator aksi ditangkap dan dibawa kekantor Koramil, sedangkan beberapa kawan lainnya disibukkan dengan pemanggilan oleh aparat militer, melihat hal tersebut akhirnya marsinah mengambil alih mogok dan protes buruh. Keesokan harinya mogok kembali dilakukan hingga PT.CPS melakukan negosiasi dengan 15 buruh dan petugas dari Dinas Tenaga Kerja, petugas Kecamatan Siring, serta perwakilan polisi dan Koramil, yang membuat suasana negosiasi menjadi canggung. Semua tuntutan dikabulkan kecuali membubarkan SPSI ditingkat pabrik, kemenangan didapatkan oleh para buruh dan menjadi titik baru pemanggilan beberapa buruh yang dianggap dalang dari pemogokan yang terjadi."Kamu tidak usah demo lagi, kamu harus keluar dari pabrik tidak usah bekerja. Kamu tahu siapa yang ada di dalam itu. Dengar suaranya, dia itu sekarang disiksa. Kalau tidak mau, kalian semua nasibnya itu seperti yang ada di dalam" dalam penejelasannya salah seorang buruh menirukan perkataan salah satu aparat kodim. Mereka diminta untuk membuat surat pengunduran diri dengan alasan PT.CPS tidak lagi membutuhkan tenaga mereka, mengetahui hal tersebut Marsinah geram dan meminta salinan surat penyatan pengunduran diri tersebut karena dalam tuntutan mogok buruh semua tuntutan diterima termasuk “Penguasa dilarang melakukan mutasi, intimidasi, PHK karyawan yang menuntut hak nya”, hal ini lantas berbanding terbalik, marsinah bersih keras akan menuntut kodim dengan bantuan saudaranya yang ada disurabaya.

       Sehari berlalu disaat buruh kembali bekerja setelah libur nasional, marsinah tak terlihat, beberapa kawan menganggap dia pulang kampung ke Nganjuk dan mendatangi kantor kodim untuk menanyakan keberadaanya, tapi tidak ada yang mengetahui, salah satu kawan terkahir melihatnya Sekitar pukul 10 malam (22.00 WIB), kita selesai pertemuan. Mbak Marsinah saat itu pamit makan ke seberang Jalan Raya Porong. Sedangkan kami, kembali ke kos masing-masing di Desa Siring” terangnya. Pada 8 Mei 1993 marsinah ditemukan Meninggal dengan penuh luka dengan beberapa bagian tubuh yang hancur dipukul benda keras dan senjata,  dihutan dusun jegong, desa Wilangan, Nganjuk. Kasus terus diusut dengan menangkap dan memenjarakan beberapa orang dari PT.CPS yang dianggap menculik dan membunuh marsinah, lantas dibalik semua itu kasus KEMATIAN MARSINAH  hanya dijadikan lembaran yang tertumpuk dimeja pengadilan tanpa keadilan oleh negara. 8 Mei 1993 – 8 Mei 2020, apa yang menjadi tuntutan dan perjuangan Marsinah dan buruh saat itu tengah kita nikmati sekarang, tetapi Kematian salah seorang buruh perempuan “MARSINAH” hingga kini hanya menjadi perayaan momentum yang setiap tahunya dipenuhi dengan ucapan media sosial.

       Ditengah situasi pandemi kembali terdengar buruh di PHK sepihak, tidak diberi tunjangan kesehatan, tanpa THR, dipaksa bekerja melebihi 8 jam, Dipaksa bekerja tanpa jaminan keselamatan dari Covid-19, pembahasan Omnibus LAW Cipta Kerja dengan 11 clauster kembali digaungkan, para pemilik modal sibuk melakukan investasi sebesar-besarnya dan negara memfasilitasi semua itu, elit politik saling berkampanye dengan seruan bak malaikat, rezim otoriter ORBA kembali bangkit, yang dapat menolongmu hanya solidaritas sesama Rakyat dan mendorong persatuan rakyat tertindas.

“ MARSINAH TIDAK MATI, DIA TERUS BERTERIAK DENGAN BERANI, 
BERADA DALAM BARISAN ANAK MUDA YANG TAK TAKUT MATI,
MENENTANG NEGARA YANG TERUS BERSEMBUNYI
DIBALIK PELURU SENJATA API”

Penulis,  Mardikani  : Bidang Kaderisasi dan Politik - Kelompok Belajar Anak Muda
Referensi :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA Mahasiswa sebuah istilah yang seharusnya mengandung makna terpelajar dan kritis. Hal itu sudah semestinya selalu melekat dalam raga dan jiwa seorang mahasiswa. Secara umum untuk menyematkan istilah mahasiswa kepada sesorang adalah ketika ia memasuki gerbang universitas, serta melintasi berbagai proses acara penerimaan mahasiswa baru oleh kampus. Di dalam berbagai proses ini mahasiswa baru wajib untuk menyelesaikan agenda yang seringkali syarat dengan narasi "sakral". Grand narasi inilah yang menjelma sebagai lorong untuk menjadi mahasiswa yang identik dengan OSPEK.  Mahasiswa Baru & OSPEK Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau akronimnya OSPEK selalu terbayang menakutkan bagi mahasiswa baru dan selalu dinantikan oleh sebagian mahasiswa yang sudah senior beserta alumninya. Berbagai rapat yang panjang, alot dan berhari-hari menjadi penghias waktu sebelum terlaksananya OSPEK, berbagai interupsi susul menyusul dari bagian mahasis...

Fadli Zon Memanipulasi Tragedi Mei 1998

  Tragedi Mei 1998 adalah salah satu babak terkelam dalam sejarah modern Indonesia. Ribuan nyawa melayang, properti ludes terbakar, dan yang paling mengerikan, laporan-laporan tentang perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa mencoreng kemanusiaan. Dalam iklim politik pasca-reformasi yang masih rentan, upaya untuk memahami, merekonstruksi, dan merekonsiliasi sejarah krusial untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa. Namun, di tengah upaya tersebut, muncul narasi-narasi tandingan yang alih-alih mencerahkan, justru berpotensi memanipulasi ingatan kolektif, bahkan menolak keberadaan fakta-fakta yang telah terverifikasi. Fadli Zon sebagai Mentri Kebudayaan Republik IIndonesia, sebagai figur publik dan politisi, kerap menjadi sorotan dalam konteks ini, khususnya terkait pandangannya yang meragukan insiden perkosaan massal 1998. Fadli Zon dan Penolakan Fakta: Sebuah Pola yang Berulang Fadli Zon, melalui berbagai platform, termasuk media sosial ...

KELANGKAAN MINYAK DI KOTA PENGHASIL MINYAK TERBESAR

  Namaku Muchamad Abim Bachtiar (akrab disapa bach), saat ini sedang berkuliah di Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 6 semester dan sedang getol – getolnya aktif di Eksekutif Mahasiswa, saya tertarik untuk mengangkat isu minyak yang akhir – akhir ini hangat diperbincangkan di Kalimantan Timur. Kita semua mengetahui bahwa di Kalimantan Timur terdapat sebuah kota dengan penghasil minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara, kota yang menjadi pusat ekspor minyak di berbagai provinsi hingga negara lain. Namun sayangnya, masyarakat yang hidup di kota tersebut malah mendapatkan masalah krisis atau kelangkaan dalam mendapatkan minyak dalam bermobilisasi. Kota ini tidak lain dan tidak bukan adalah Kota Balikpapan. Aku akan memantik tulisan ini dengan memberitahu ke kawan – kawan semua bahwa Pertamina yang mendapatkan lisensi BUMN tak bosan - bosannya merugikan rakyat kecil. Korupsi yang meraup keuntungan 900t me...