Langsung ke konten utama

MARSINAH, SANG PAHLAWAN BURUH PEREMPUAN !!


HAUL KE-27 TAHUN ALM. MARSINAH, SANG PAHLAWAN BURUH PEREMPUAN REVOLUSIONER (8 MEI 1993 - 8 MEI 2020)

"Sebut namaku Marsinah,Yang kau perkosa, Mati di rimba, Tubuh penuh luka, Sebut namaku Marsinah, Setiap luka kan menjelma dalam banyak wajah..." (Pangalo - Marsinah)




            Tanggal 8 Mei 1993, yang dimana sang pahlawan buruh perempuan berjiwa revolusioner, Marsinah meninggal dunia. Marsinah meninggal diduga dibunuh oleh aparat suruhan rezim diktator yang bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan dan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), Soeharto yang saat itu berkuasa 32 tahun lamanya (1966-1998). Marsinah adalah ikon perjuangan bagi kaum buruh di seluruh penjuru tanah air dalam menyuarakan perjuangan buruh. Marsinah bukan hanya sebatas simbol belaka, tetapi juga nilai-nilai perjuangan yang diwariskan dari sosok Marsinah kepada seluruh buruh yang ada di berbagai serikat-serikat buruh di tanah air tersebut. Bahkan nama Marsinah juga dijadikan sebagai kolektif radio komunitas perburuhan yang dirintis oleh Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP) di wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan nama FBLP - Marsinah.FM .

            Marsinah dilahirkan di suatu perkampungan di Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur pada 10 April 1969. Dia adalah salah satu aktivis buruh yang bekerja di pabrik PT. Catur Putra Surya (CPS) di Porong, Sidoarjo.  Indonesia pada saat itu dibawah rezim otoriter Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto dengan tangan besi, yang didukung oleh elemen militer, para pebisnis, maupun partai yang berkuasa saat itu (Golongan Karya). Soeharto melakukan kontrol yang lebih ketat pada gerakan buruh, yang ditandai dengan Surat Keputusan Bakorstanas No.02/Satnas/XII/1990 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 342/Men/1986. Jika ada perselisihan antara buruh dengan pengusaha, maka yang berhak memediasi adalah militer. Maka sudah jelas bahwa urusan perselisihan antara buruh dan pengusaha maka yang wajib bermediasi adalah PIHAK MILITER! Militer pun ikut campur dalam berbagai urusan hak rakyat tersebut.

           Buruh PT CPS digaji Rp1.700 per bulan. Padahal berdasarkan KepMen 50/1992, diatur bahwa UMR Jawa Timur ialah Rp2.250. Pemprov Surabaya meneruskan aturan itu dalam bentuk Surat Edaran Gubernur KDH Tingkat I, Jawa Timur, 50/1992, isinya meminta agar para pengusaha menaikkan gaji buruh 20 persen. Namun hal itu ditolak secara mentah-mentah oleh pengusaha, termasuk pengusaha PT. CPS. Mereka (pengusaha) hanya bisa mengakomodasikan kenaikan dalam bentuk tunjangan, bukan upah pokok yang selama ini diperjuangkan oleh elemen buruh PT. CPS. Maka para buruh PT. CPS melakukan mogok kerja lagi pada 3 Mei 1993 dengan membawa beberapa tuntutan, yaitu;
-Kenaikan upah sekitar 20%
-Bubarkan SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) di ranah pabrik
-Uang makan ditambah
-Tunjangan cuti haid
-Tunjangan cuti hamil tepat waktu
-Pengusaha dilarang melakukan mutasi, intimidasi, PHK karyawan yang menuntut haknya,
-Dan seterusnya
            
         Dan Marsinah turut menyuarakan perjuangan buruh arloji PT. CPS sekaligus mempelopori  mogok kerja buruh tersebut pada tanggal 3 & 4 Mei 1993. Kemudian pihak manajemen PT. CPS menegoisasi dengan 15 buruh PT. CPS yang difasilitasi oleh pihak Dinas Ketenagakerjaan, pihak Kelurahan Siring, serta perwakilan dari Polisi dan Koramil setempat. Namun kehadiran dari Polisi maupun Koramil tersebut menimbulkan kecurigaan dari pihak buruh PT. CPS. Pada akhirnya seluruh tuntutan buruh PT. CPS dikabulkan, kecuali satu tuntutan yang tidak mungkin dikabulkan: membubarkan SPSI di ranah pabrik.

            8 Mei 1993, Marsinah sudah tiada. Marsinah dibunuh oleh rezim negara yang dikuasai oleh para militer dan para oligarki yang menikmati kue kekuasaan negeri ini. Rezim Soeharto yang sering menumpahkan darah bangsanya sendiri, dari Aceh hingga ke tanah Papua. Bahkan hingga 27 tahun berselang, kasus pembunuhan Marsinah belum ada titik terang, belum ada satupun pelaku pembunuhan Marsinah yang tertangkap, apalagi menyeret pelaku pembunuhan Marsinah ke persidangan! Marsinah memang sudah di alam kuburnya. Tetapi para buruh meneladani spirit perjuangan Almh. Marsinah untuk menyuarakan perlawanan terhadap sistem negara yang saat ini dikuasai oleh elit politikus, para oligarki yang menguasai segala sektor bisnis, maupun para jenderal antek pelanggaran HAM masa lalu yang masih menikmati kekuasaan macam Wiranto, Luhut Binsar Panjaitan, Prabowo Subianto, dan sebagainya.

            Semoga saja mahasiswa, buruh, petani, perempuan, pelaut, pelajar, masyarakat adat di Samarinda maupun wilayah Kalimantan Timur lain bisa mengambil pelajaran berharga dari Almh. Marsinah sang buruh revolusioner. Semoga saja kita yang berada di Kalimantan Timur tetap konsisten menyuarakan perjuangan kaum buruh, perempuan, petani, miskin kota, masyarakat adat, nelayan untuk bersama-sama melawan sistem yang menindas umat manusia. Dan juga kita bersama-sama tetap menyuarakan untuk MENGGAGALKAN RUU OMNIBUS LAW YANG LICIK ITU!
Salam pembebasan!
Hidup perempuan melawan!!

Samarinda, 08 Mei 2020
Ditulis oleh, Tuka Gonzalès
(Anggota Bidang Keorganisasian dan Politik KBAM)

#27TahunMarsinah
#GagalkanOmnibusLaw
#AtasiVirusCabutOmnibus
#PukulBalikNeolib
#MogokUmum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA Mahasiswa sebuah istilah yang seharusnya mengandung makna terpelajar dan kritis. Hal itu sudah semestinya selalu melekat dalam raga dan jiwa seorang mahasiswa. Secara umum untuk menyematkan istilah mahasiswa kepada sesorang adalah ketika ia memasuki gerbang universitas, serta melintasi berbagai proses acara penerimaan mahasiswa baru oleh kampus. Di dalam berbagai proses ini mahasiswa baru wajib untuk menyelesaikan agenda yang seringkali syarat dengan narasi "sakral". Grand narasi inilah yang menjelma sebagai lorong untuk menjadi mahasiswa yang identik dengan OSPEK.  Mahasiswa Baru & OSPEK Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau akronimnya OSPEK selalu terbayang menakutkan bagi mahasiswa baru dan selalu dinantikan oleh sebagian mahasiswa yang sudah senior beserta alumninya. Berbagai rapat yang panjang, alot dan berhari-hari menjadi penghias waktu sebelum terlaksananya OSPEK, berbagai interupsi susul menyusul dari bagian mahasis...

Fadli Zon Memanipulasi Tragedi Mei 1998

  Tragedi Mei 1998 adalah salah satu babak terkelam dalam sejarah modern Indonesia. Ribuan nyawa melayang, properti ludes terbakar, dan yang paling mengerikan, laporan-laporan tentang perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa mencoreng kemanusiaan. Dalam iklim politik pasca-reformasi yang masih rentan, upaya untuk memahami, merekonstruksi, dan merekonsiliasi sejarah krusial untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa. Namun, di tengah upaya tersebut, muncul narasi-narasi tandingan yang alih-alih mencerahkan, justru berpotensi memanipulasi ingatan kolektif, bahkan menolak keberadaan fakta-fakta yang telah terverifikasi. Fadli Zon sebagai Mentri Kebudayaan Republik IIndonesia, sebagai figur publik dan politisi, kerap menjadi sorotan dalam konteks ini, khususnya terkait pandangannya yang meragukan insiden perkosaan massal 1998. Fadli Zon dan Penolakan Fakta: Sebuah Pola yang Berulang Fadli Zon, melalui berbagai platform, termasuk media sosial ...

KELANGKAAN MINYAK DI KOTA PENGHASIL MINYAK TERBESAR

  Namaku Muchamad Abim Bachtiar (akrab disapa bach), saat ini sedang berkuliah di Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 6 semester dan sedang getol – getolnya aktif di Eksekutif Mahasiswa, saya tertarik untuk mengangkat isu minyak yang akhir – akhir ini hangat diperbincangkan di Kalimantan Timur. Kita semua mengetahui bahwa di Kalimantan Timur terdapat sebuah kota dengan penghasil minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara, kota yang menjadi pusat ekspor minyak di berbagai provinsi hingga negara lain. Namun sayangnya, masyarakat yang hidup di kota tersebut malah mendapatkan masalah krisis atau kelangkaan dalam mendapatkan minyak dalam bermobilisasi. Kota ini tidak lain dan tidak bukan adalah Kota Balikpapan. Aku akan memantik tulisan ini dengan memberitahu ke kawan – kawan semua bahwa Pertamina yang mendapatkan lisensi BUMN tak bosan - bosannya merugikan rakyat kecil. Korupsi yang meraup keuntungan 900t me...