Langsung ke konten utama

Suaramu Mengubah Dunia, Jangan Takut Bersuara !

 

Suaramu Mengubah Dunia, Jangan Takut Bersuara.

Tepat di awal tahun 2020 badai pandemi covid-19 melanda Indonesia, berarti sudah 2 tahun lamanya Indonesia berperang melawan pandemi covid-19. Namun, taukah kalian bahwa selain badai pandemi covid-19 Indonesia kini juga sedang diterpa badai Kekerasan Seksual yang tidak kunjung usai sampai sekarang?

 

Kekerasan Seksual mungkin kata ini sudah tidak asing lagi ditelinga kita, pelecehan seksual dapat terjadi kepada siapa saja tidak ada pemisah antara laki-laki dan perempuan. Mungkin, terdengar sedikit tabu ketika kita mengetahui bahwa laki-laki menjadi korban pelecehan seksual, namun begitulah keadaannya di lapangan. Siapa saja bisa menjadi korban pelecehan seksual, apabila kita membuka mata dan telinga sebenarnya ada banyak kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang terjadi disekitar kita, sekitar tempat tinggal, di jalan, bahkan tanpa disangka disekitar tempat kita menimba ilmu. Sekolah dan Perguruan Tinggi yang dipenuhi orang-orang yang berpendidikan nyatanya tidak bisa menjanjikan bahwa kita akan aman dari pelecehan seksual. Komnas Perempuan menyebutkan bahwa 27% kekerasan seksual terjadi di lingkungan pendidikan, yang mana laporan ini menempati peringkat ketiga setelah kekerasan seksual yang terjadi dijalanan dan transportasi umum. Pada akhir tahun 2021 tercatat dari Januari-Juli ada 2.500 kasus kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi, tentu saja terjadi peningkatan dari tahun 2020 yang tercatat 2.400 kasus dan hal ini menandakan bahwa hari ini Indonesia darurat kekerasan seksual.

 

Awal tahun 2022 yang seharusnya dimulai dengan semangat baru bagi para Mahasiswa dan Dosen di Perguruan Tinggi tercoreng dengan munculnya berita kurang mengenakan yang mana kali ini Dosen adalah dalangnya. Dosen dari UNESA ini melakukan pelecehan terhadap mahasiswi nya yang tengah melakukan bimbingan skripsi. Kita semua pasti sepakat bahwa kekerasan seksual adalah perbuatan yang tidak dapat ditoleransi karena memberikan pengaruh yang sangat besar bagi para korban baik fisik maupun psikis.

Semenjak disahkan nya Permendikbud tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi, Komisioner Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor mengatakan adanya peningkatan jumlah laporan kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukan bahwa hari ini fenomena gunung es yang terjadi di lingkup Perguruan Tinggi mulai berhasil dicairkan oleh Permendikbud No. 30 Tahun 2021. Dengan adanya Permendikbud 30/2021 ini memberikan para penyintas kekuatan untuk berani “speak up” terkait keadaan mereka, pengalaman mereka. Permendikbud bak payung hukum di civitas akademika yang akan membuka kedok predator kampus yang selama ini tertutup dalam kerangka abu-abu. Keberanian para penyintas untuk bersuara adalah hal yang patut kita apresiasi karena mengatakan sebuah kebenaran yang menyakitkan bukanlah sebuah perkara yang mudah. Maka dari itu, jangan takut untuk bersuara karena suaramu akan mengubah keadaan juga dunia.

Ditulis Oleh : Belen KBAM KALTIM

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA Mahasiswa sebuah istilah yang seharusnya mengandung makna terpelajar dan kritis. Hal itu sudah semestinya selalu melekat dalam raga dan jiwa seorang mahasiswa. Secara umum untuk menyematkan istilah mahasiswa kepada sesorang adalah ketika ia memasuki gerbang universitas, serta melintasi berbagai proses acara penerimaan mahasiswa baru oleh kampus. Di dalam berbagai proses ini mahasiswa baru wajib untuk menyelesaikan agenda yang seringkali syarat dengan narasi "sakral". Grand narasi inilah yang menjelma sebagai lorong untuk menjadi mahasiswa yang identik dengan OSPEK.  Mahasiswa Baru & OSPEK Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau akronimnya OSPEK selalu terbayang menakutkan bagi mahasiswa baru dan selalu dinantikan oleh sebagian mahasiswa yang sudah senior beserta alumninya. Berbagai rapat yang panjang, alot dan berhari-hari menjadi penghias waktu sebelum terlaksananya OSPEK, berbagai interupsi susul menyusul dari bagian mahasis...

Fadli Zon Memanipulasi Tragedi Mei 1998

  Tragedi Mei 1998 adalah salah satu babak terkelam dalam sejarah modern Indonesia. Ribuan nyawa melayang, properti ludes terbakar, dan yang paling mengerikan, laporan-laporan tentang perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa mencoreng kemanusiaan. Dalam iklim politik pasca-reformasi yang masih rentan, upaya untuk memahami, merekonstruksi, dan merekonsiliasi sejarah krusial untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa. Namun, di tengah upaya tersebut, muncul narasi-narasi tandingan yang alih-alih mencerahkan, justru berpotensi memanipulasi ingatan kolektif, bahkan menolak keberadaan fakta-fakta yang telah terverifikasi. Fadli Zon sebagai Mentri Kebudayaan Republik IIndonesia, sebagai figur publik dan politisi, kerap menjadi sorotan dalam konteks ini, khususnya terkait pandangannya yang meragukan insiden perkosaan massal 1998. Fadli Zon dan Penolakan Fakta: Sebuah Pola yang Berulang Fadli Zon, melalui berbagai platform, termasuk media sosial ...

KELANGKAAN MINYAK DI KOTA PENGHASIL MINYAK TERBESAR

  Namaku Muchamad Abim Bachtiar (akrab disapa bach), saat ini sedang berkuliah di Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 6 semester dan sedang getol – getolnya aktif di Eksekutif Mahasiswa, saya tertarik untuk mengangkat isu minyak yang akhir – akhir ini hangat diperbincangkan di Kalimantan Timur. Kita semua mengetahui bahwa di Kalimantan Timur terdapat sebuah kota dengan penghasil minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara, kota yang menjadi pusat ekspor minyak di berbagai provinsi hingga negara lain. Namun sayangnya, masyarakat yang hidup di kota tersebut malah mendapatkan masalah krisis atau kelangkaan dalam mendapatkan minyak dalam bermobilisasi. Kota ini tidak lain dan tidak bukan adalah Kota Balikpapan. Aku akan memantik tulisan ini dengan memberitahu ke kawan – kawan semua bahwa Pertamina yang mendapatkan lisensi BUMN tak bosan - bosannya merugikan rakyat kecil. Korupsi yang meraup keuntungan 900t me...