Langsung ke konten utama

Puisi - Negriku saat ini


Pertarungan Keinginan



Demi mewujudkan keinginan
Lalu kau lenyapkan persaudaraan
Untuk mencapai tujuan
Segala hal kau lakukan

Tak peduli
Lawan kau rangkul dan kawan kau pukul
Tak mampu mengangkat gada
Belatik menjadi solusinya

Kebenaran kau bungkam
Kenyataan kau lenyapkan
Namun kebohongan kau pertontonkan
Hanya untuk mewujudkan keinginan

Jika kau berkata, kekejaman ada pada ibu tiri
Maka aku membantah, karena kekejaman ada pada dirimu sendiri
Bahkan kau lebih keji

Demi kekuasaan, kebenaran kau runtuhkan
Demi keinginan, kenyataan kau lenyapkan
Demi kemewahan, negeri kau pertaruhkan
Demi sebuah kursi, kau menjadi lebih kejam dari Ibu Tiri


Warna Dalam Negeri Tercinta


Kebisingan siang menghantarkanku pada lantunan suara
Lantunan suara yang berasal dari perut,tapi entah perut siapa?
Terang siang mempertontonkanku pada suatu peristiwa
Peristiwa yang membuatku bertanya-tanya

            Siapakah yang mereka perjuangankan diatas kursi sana?
            Sedang, sering kali aku menemukan banyak orang diperempatan jalan sana
            Menengadakan tangan, namun entah apa yang mereka minta?

                        Menyodorkan tangan seperti mengajukan permintaan
                        Menganggukan kepala seperti mengajukan pertanyaan
                        Melangkahkan kaki seperti mencari harapan
                        Entah keadilan, keinginan, kebutuhan, harapan, atau hanya suatu kebetulan?

Senyap malam membuatku kembali bertanya
Kemanakah perginya suara yang kudengar diujung jalan sana?
Mungkinkah mereka telah menemukan kebahagiaan, ataukah kematian?

            Gelap malam mempertunjukkanku suatu tontonan kenyataan
            Bukan kenyataan kehidupan dunia, tapi negeri tercinta
            Dimana ketika kau bersuara, maka ajalmu akan menjemput pada saat itu juga
            Sehingga diam dalam kemunafikkan, menjadi pilihan satu-satunya

                        Namun tidak denganku, aku mencoba melawan kenyataan dan pilihan
                        Aku bersuara dalam diam
                        Biar lah aku menemukan ajalku dalam keheningan
                        Agar kematianku, menjadi warna dalam perubahan




Ditulis oleh : Guntur - Anggota Kelompok Belajar Anak Muda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA Mahasiswa sebuah istilah yang seharusnya mengandung makna terpelajar dan kritis. Hal itu sudah semestinya selalu melekat dalam raga dan jiwa seorang mahasiswa. Secara umum untuk menyematkan istilah mahasiswa kepada sesorang adalah ketika ia memasuki gerbang universitas, serta melintasi berbagai proses acara penerimaan mahasiswa baru oleh kampus. Di dalam berbagai proses ini mahasiswa baru wajib untuk menyelesaikan agenda yang seringkali syarat dengan narasi "sakral". Grand narasi inilah yang menjelma sebagai lorong untuk menjadi mahasiswa yang identik dengan OSPEK.  Mahasiswa Baru & OSPEK Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau akronimnya OSPEK selalu terbayang menakutkan bagi mahasiswa baru dan selalu dinantikan oleh sebagian mahasiswa yang sudah senior beserta alumninya. Berbagai rapat yang panjang, alot dan berhari-hari menjadi penghias waktu sebelum terlaksananya OSPEK, berbagai interupsi susul menyusul dari bagian mahasis...

Fadli Zon Memanipulasi Tragedi Mei 1998

  Tragedi Mei 1998 adalah salah satu babak terkelam dalam sejarah modern Indonesia. Ribuan nyawa melayang, properti ludes terbakar, dan yang paling mengerikan, laporan-laporan tentang perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa mencoreng kemanusiaan. Dalam iklim politik pasca-reformasi yang masih rentan, upaya untuk memahami, merekonstruksi, dan merekonsiliasi sejarah krusial untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa. Namun, di tengah upaya tersebut, muncul narasi-narasi tandingan yang alih-alih mencerahkan, justru berpotensi memanipulasi ingatan kolektif, bahkan menolak keberadaan fakta-fakta yang telah terverifikasi. Fadli Zon sebagai Mentri Kebudayaan Republik IIndonesia, sebagai figur publik dan politisi, kerap menjadi sorotan dalam konteks ini, khususnya terkait pandangannya yang meragukan insiden perkosaan massal 1998. Fadli Zon dan Penolakan Fakta: Sebuah Pola yang Berulang Fadli Zon, melalui berbagai platform, termasuk media sosial ...

KELANGKAAN MINYAK DI KOTA PENGHASIL MINYAK TERBESAR

  Namaku Muchamad Abim Bachtiar (akrab disapa bach), saat ini sedang berkuliah di Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 6 semester dan sedang getol – getolnya aktif di Eksekutif Mahasiswa, saya tertarik untuk mengangkat isu minyak yang akhir – akhir ini hangat diperbincangkan di Kalimantan Timur. Kita semua mengetahui bahwa di Kalimantan Timur terdapat sebuah kota dengan penghasil minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara, kota yang menjadi pusat ekspor minyak di berbagai provinsi hingga negara lain. Namun sayangnya, masyarakat yang hidup di kota tersebut malah mendapatkan masalah krisis atau kelangkaan dalam mendapatkan minyak dalam bermobilisasi. Kota ini tidak lain dan tidak bukan adalah Kota Balikpapan. Aku akan memantik tulisan ini dengan memberitahu ke kawan – kawan semua bahwa Pertamina yang mendapatkan lisensi BUMN tak bosan - bosannya merugikan rakyat kecil. Korupsi yang meraup keuntungan 900t me...