Langsung ke konten utama

Postingan

MENUDUH ASING, MERANGKUL ASING, SIAPAKAH DIA?

Postingan terbaru

Mengorbankan Pendidikan Demi Kenyamanan

    Mengorbankan Pendidikan Demi Kenyamanan Paradoks Tambahan Anggran Untuk Polri Di tengah penerapan efisiensi fiskal oleh pemerintah, sektor pendidikan justru menjadi salah satu bidang yang terdampak paling signifikan. Berbagai institusi pendidikan tinggi mengalami penyesuaian anggaran, yang berdampak langsung pada penurunan kualitas layanan dan terbatasnya daya tampung beasiswa, khususnya program KIP-K yang menjadi tumpuan mahasiswa dari kelompok rentan secara ekonomi. Sementara itu, biaya pendidikan terus meningkat tanpa diimbangi dengan perluasan akses atau jaminan ketersediaan bantuan finansial. Ironisnya, dalam situasi yang penuh keterbatasan ini, alokasi anggaran untuk sektor keamanan justru mengalami peningkatan tajam termasuk untuk Polri yang tidak jarang dibenarkan atas dasar stabilitas dan ketertiban umum. Kebijakan anggaran semacam ini mencerminkan kontradiksi dalam prioritas pembangunan nasional: ketika pendidikan sebagai fondasi pembangunan jangka panjang dikorb...

DIMANA JANJI 19 JUTA LAPANGAN KERJA ITU?

LAPANGAN YANG KAMI MINTA Sebuah Puisi karya Rafi'i Pada hari ini, diriku masih bertanya-tanya Apakah dana yang kami kumpulkan dan ciptakan Hanya digunakan oleh mereka yang tak memiliki kepentingan?   Kerakusan mereka membuat kita menderita. Sebuah janji diciptakan hanya untuk pemilihan, Sebuah ketakutan diberikan hanya untuk pencegahan.   Namun, semua itu adalah kepalsuan dari mereka yang memiliki kemauan Memaksa kita menjadi sapi perah Mengatur otak kita menjadi hewan Agar dirimu bisa makan, Dan kami engkau terlantarkan.   “19 juta lapangan kerja” yang kau janji-janjikan itu, Namun pada kenyataannya tak ada satupun kalangan kami yang merasakan. Saat kami menagih kau malah mengatakan,   “ Jangan kufur nikmat”   Kenyataannya kau lah yang saat ini sedang “ Kufur” Seolah-olah kau adalah suci Dan kami adalah sapi.   Saat kami mencoba menciptakan sebuah pemasukan, Kalian membongkar-nya dengan dalih mengganggu rak...

Wajah Gelap Dibalik Seragam: Selamat Hari Anti Bhayangkara!

  1 Juli, 79 tahun bhayangkara Di balik seragam, wajah gelap bhayangkara.   Selamat ulang tahun, Bhayangkara (Ujar para elit). 1 Juli, kita kembali menyaksikan parade kebanggaan institusi yang katanya “ pelindung rakyat .  T ujuh puluh sembilan tahun bukan usia yang muda.  Namun sayangnya, dewasa tidak selalu berarti matang apalagi adil.  Dengan penuh semangat, para pejabat  " memberi sambutan " megah.   Lantas, di balik megahnya acara dan pesta pora dengan lencana,  pita syukur, dan parade seragam,  apa yang sebenarnya kita rayakan?! Apakah perayaan dari tangisan seorang ibu yang tak kunjung usai, sebab anaknya tak kunjung pulang???  Atau para rakyatmu yang dikubur pelan-pelan oleh peluru nyasar, botol bensin,  dan sepatu lars yang tak tahu malu itu.   Seragammu yang disetrika dengan rapi, senjatamu yang dibersihkan,  panggung megah mu yang disiapkan, semua demi merayakan hari kelahiran mu.  Namun kembali sayang, rak...

Fadli Zon Memanipulasi Tragedi Mei 1998

  Tragedi Mei 1998 adalah salah satu babak terkelam dalam sejarah modern Indonesia. Ribuan nyawa melayang, properti ludes terbakar, dan yang paling mengerikan, laporan-laporan tentang perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa mencoreng kemanusiaan. Dalam iklim politik pasca-reformasi yang masih rentan, upaya untuk memahami, merekonstruksi, dan merekonsiliasi sejarah krusial untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa. Namun, di tengah upaya tersebut, muncul narasi-narasi tandingan yang alih-alih mencerahkan, justru berpotensi memanipulasi ingatan kolektif, bahkan menolak keberadaan fakta-fakta yang telah terverifikasi. Fadli Zon sebagai Mentri Kebudayaan Republik IIndonesia, sebagai figur publik dan politisi, kerap menjadi sorotan dalam konteks ini, khususnya terkait pandangannya yang meragukan insiden perkosaan massal 1998. Fadli Zon dan Penolakan Fakta: Sebuah Pola yang Berulang Fadli Zon, melalui berbagai platform, termasuk media sosial ...

RAJA AMPAT BUKAN LADANG INVESTOR

  Tepat berakhirnya bulan Mei 2025 (setelah merayakan mei berlawan dengan runtutan kejadian kejatuhan soeharto pada tahun 1998), di awal juni 2025 media sosial dihebohkan dengan viralnya tagar “#SAVERAJAAMPAT dan #PAPUABUKANTANAHKOSONG” oleh salah satu NGO lingkungan terbesar yang kritis terhadap ekstraksi berlebih di Indonesia, yaitu Greenpeace Indonesia. Dalam video yang beredar, beberapa aktivis Greenpeace melakukan aksi damai dalam sebuah konferensi Internasional bernama “Minerals Expo & Conference 2025” di Jakarta dengan beberapa banner/tulisan tuntutan, seperti “Nikel Nakal”, “What’s the true cost of your nickel?” hingga “Save Raja Ampat” yang membawa isu ini sampai ke lini masyarakat paling luar dalam gerakan. Hal ini membuat kita bertanya, ada apa sebenarnya di Raja Ampat sampai pemerintah tak merasa cukup atas hutan – hutan Kalimantan dan Sulawesi yang mereka keruk? Kabupaten Raja Ampat merupakan satu dari tujuh kabupaten yang membentuk Provinsi Papua Barat Daya, I...

KELANGKAAN MINYAK DI KOTA PENGHASIL MINYAK TERBESAR

  Namaku Muchamad Abim Bachtiar (akrab disapa bach), saat ini sedang berkuliah di Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 6 semester dan sedang getol – getolnya aktif di Eksekutif Mahasiswa, saya tertarik untuk mengangkat isu minyak yang akhir – akhir ini hangat diperbincangkan di Kalimantan Timur. Kita semua mengetahui bahwa di Kalimantan Timur terdapat sebuah kota dengan penghasil minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara, kota yang menjadi pusat ekspor minyak di berbagai provinsi hingga negara lain. Namun sayangnya, masyarakat yang hidup di kota tersebut malah mendapatkan masalah krisis atau kelangkaan dalam mendapatkan minyak dalam bermobilisasi. Kota ini tidak lain dan tidak bukan adalah Kota Balikpapan. Aku akan memantik tulisan ini dengan memberitahu ke kawan – kawan semua bahwa Pertamina yang mendapatkan lisensi BUMN tak bosan - bosannya merugikan rakyat kecil. Korupsi yang meraup keuntungan 900t me...

27 Tahun Reformasi: Soeharto Tidak Boleh Jadi Pahlawan!

  27 Tahun Reformasi: Soeharto Tidak Boleh Jadi Pahlawan! Reformasi 1998, 27 tahun silam, seyogianya menjadi momentum pembebasan sejati dari belenggu Orde Baru. Namun, narasi yang terus-menerus mencoba mengkultuskan Soeharto sebagai "Bapak Pembangunan" atau "pahlawan" adalah bentuk amnesia sejarah kolektif yang berbahaya. Pandangan ini bukan sekadar sentimentalitas emosional, melainkan kritik tajam terhadap struktur kekuasaan dan eksploitasi terhadap Rakyat yang dilegitimasi di bawah rezim otoriter tersebut. Pembangunan Semu dan Akumulasi Kapitalis Brutal "Pembangunan" ala Orde Baru Soeharto bukanlah pembangunan yang berpihak pada rakyat pekerja, melainkan akumulasi kapitalis primitif yang brutal (Luxemburg, 1913/2003). Proyek-proyek infrastruktur masif dan pertumbuhan ekonomi yang diagung-agungkan sejatinya adalah alat untuk memfasilitasi ekspansi modal, baik domestik maupun asing, dengan mengorbankan hak-hak buruh dan petani. Data menunjukkan, sela...

Max Horkheimer dan Seorang Buruh Perempuan

Max Horkheimer, ia dilahirkan 14 Februari 1895 di Zuffenhausen, Jerman. Ayahnya, Moriz Horkheimer adalah seorang pemilik Perusahaan tenun, di Zuffenhausen. Ayahnya juga dikenal sebagai seorang Yahudi Orthodoks. Max Horkheimer sendiri dididik oleh Ayahnya dengan sangat tegas dan otoriter, dan mengharuskan ia untuk mengelola Perusahaan Ayahnya, Pabrik Tenun Moriz Horkheimer. Dengan segala keterpaksaan itu, Max Horkheimer akhirnya menuruti keinginan ayahnya, menjadi seorang Direktur Muda di Perusahaan Ayahnya.  Pada 11 Juli 1916. Max Horkheimer menulis surat kepada Hans, saudara sepupunya, yang sedang tirah (istirahat total). Pada saat itu Horkheimer baru berusia 21 tahun dan menjadi seorang direktur dari Perusahaan tenun ayahnya (Moriz Horkheimer), di Zuffenhausen. Isi suratnya berisi tentang kegundahan hatinya, melihat penderitaaan seorang buruh perempuan di pabriknya, yang tidak dapat bekerja lagi karena sakit ayan. Buruh itu bernama Katharina Krämmmer. Bunyinya;  ...