CERITA DARI DESA MULAWARMAN : KEADILAN YANG TERMAKAN OLEH HITAMNYA KEKUASAAN TAMBANG!
Oleh: nuralfa romy- Medpro KBAM
75 tahun indonesia merdeka, selama itu masyarakat masih mengalami kesenjangan sosial atau tidak mengalami perubahan pembangun yang mengarah sejahtera. Sala satunya Desa Mualawarman, desa ini terletak di Provinsi Kalimatan Timur Kabupaten Kutai Kartanegara Kecamatan Tengarong seberang. Warga yang disini merupakan perpindahan penduduk di era Soeharto yang bertujuan pemerataan penduduk di era 70-an. Untuk asal mereka rata rata dari Jawa Barat, Jawa Timur, bahkan ada orang Jakarta. Namun, ada cerita unik dari desa ini karena desa ini merupakan salah satu dari masalah ketidak adilan di kalimantan atau tempat atau daerah lain yang sebagai orang atau masyarakat yang hidup atau tinggal di Desa Mulawarman atau di daerah lain yang berhak atau bisa melewati garis kemiskinan atau bisa dikatakan sejahtera.
Masalah yang dihadapi berupa pembukaan kawah atau lubang tambang yang terus di perlebar demi mendapatkan tambang. Tambang di Kalimantan termasuk parah karena terus mengalai pembukaan kawah atau lubang yang sangat ekstrim. Kenapa bisa dikatakan ekstrim? karena pembukaan tambang bisa tembus lahan warga bahkan bisa sampai depan rumah warga. Selain itu warga disana juga dapat merasakan blasting yang cukup keras karena rumah warga bisa bergetar. Namun, jika terlalu keras getaranya bisa membuat rumah warga rusak cukup parah.
Warga disana sebenarnya sudah merasa resah karena sumber pekerjaan meraka sudah tidak ada lahan meraka untuk menyawah sudah hilang karena di beli perusahaan, mereka dapat bekerja hanya dengan bekerja sebagai karyawa suatu perusahaan tambang atau bekerja di kebun orang yang punya orang “lebih” atau memanfaatkan kelemahan hukum atau kekuasaan warga yang tinggal di sana untuk bisa mendapatkan ijin pembukaan perkebun kelapa sawit dan pembukaannya bisa sangat luas lahan, dari situ mereka tidak dapat lahan untuk bertani. Pada akhirnya mereka tidak bisa mengelak atau tidak mau ikut bekerja sama mereka karena mereka pasti butuh kerja untuk bisa menghidupakan keluarganya. Untuk perbandingan mereka yang bekerja jadi kanyawa atau kerja di kebun orang hanya separuh KK. Per-KK terdapat kurang lebih 34 KK, tapi di beberapa rumah warga ada yang punya pertenakan atau sawah sendiri, namun itu tidak luas karena kondisi yang sangat tidak memungkinkan untuk melakunnya. Untuk pertanakan warga bisa memihara kambing atau bebek ada juga punya sawah yang cukup kecil, tapi masalah disini adalah mereka punya kendala yaitu untuk pangannya, mereka harus menembus kawah tambang dan truk besar karena ada lahan tanah yang sudah tereboisasi dari bekas tambang atau bisa jadi belum di buka oleh tambang. Namun mereka tetap mengalami kesulitan karena kondisi rumputnya kurang bagus yang jika mereka paksa bisa jadi hewan mereka jadi sakit.
Untuk bahan pasok pangan misal daging, sayur sayuran atau yang lain bisanya ada pasar malam yang diadakan setiap malam rabu tapi disitu semudah barang yang dari pasar dipindahkan ketempat lain, sebab jarah yang di butuhkan oleh pedangan itu sangatlah jauh. Namun kerkadangan warga disana suka berbagi makan pada tentangnnya, jadi kemunkinan kelaparan bisa dibilang sedikit.
Kemudian untuk sumber air yang mereka dapatkan, sangatlah buruk karena untuk mendapatkan air mereka hanya menadalakan air hujan atau air sumur yang kemungkinan jarang terjadi tujunnya hujan. Kenapa mereka tidak ambil air dari tanah? Alasanya karena air yang mereka butuhkan sudah sangat sidikit di tanah atau sumbur, hal di pengaruhi oleh pembukaan lahan kawah atau lubang tambang yang tidak memikirkan dampaknya atau bisa disebut juga memaksakan tindakan diluar aturan. Dampaknya bisa diliat langsung yaitu air tanah yang berbau, selain itu pengaliran sawah itu terliat keruh bau diciup bau.
Curah hujan di desa ini sangat sudah di prediksi karena suhu udara jika mulai mejelan siang sangat panas bisa tembus 47 dan jika malam bisa 32. Jadi disetiap rumah sudah disediakan drup penampungan air hujan. Untuk suhu 47 iru sangat lah panas tapi disini ads yang dapat diuntungkan yaitu rumah warga yang masih dari kayu tidak dari betong, kenapa bisa begitu? Sebab rumah kayu bisa membuang panas dengan baik dari pada rumah betong.
Dari semua kesengsaraan warga disana, mereka masih bisa tersenyum jika ada tamu yang datang dan masih bisa saling membatu warga untuk bisa makan. Mereka sangat lah ramah tapi mereka disini hanya berkeingin kepedulian pemerintah kepada daerah mereka. Namun, apakah warga desa mulawrman tidak melakukan tindakan protes atau melakukan tindakan yang bertujuan menyelamatkan desa mereka? Jawabannya sudah sering sekali bahkan sempat demo dan mengirim surat kepada presiden Jokowi. Tapi yang terjadi malah hanya angin belaka. Bahkan respon gubernur Isran Noor terhadap anak anak yang mati dilubang tambang tidak mecermikan sebagai gubernur. Seolah olah pemerintah tidak rakyat yang sebenarnya, maksudnya tidak melihat derita rakyat secara menyeluruh hanya melihat secara atas aja tidak melihat di dasarnya.
*NB
Ada cerita unik dari desa mulawarman adalah ada trik perusahan tambang untuk bisa membeli lahan sawah mereka dengan menggerus atau membuka kawah tambang ke arah sawah mereka. nah pada saat itu merka bisa memberi harga tanah mereka, pada hal lahan mereka tidak dijual atau tetap mempertahan tapi ada juga yang mau jual karena butuh uang, bisa lahan yang mau diambil oleh perusahan harga yang ditawarkan dianikan agar lahan atau tanah meraka tidak bisa di beli.
Komentar