Dari Ceko sampai Yunani, kisah dibalik ISD

sumber : aksi massa Samarinda.

Tiap tahunnya, kita memperingati 17 November sebagai “International Student Day” atau Hari Pelajar Internasional. Dimana, pada tanggal 17 November 1939. Kaum pelajar Ceko mengorganisir perlawanan terhadap pendudukan Nazi di ‘Protektorat Bohemia dan Monravia” (Cekoslowakia). Perlawanan tersebut membuat Nazi kalap dan melakukan tindakan represif kepada massa pelajar.

Sejarah ISD tak lepas dari pendudukan Fasisme Nazi atas Ceko. Oleh karena itu, ada baiknya kita mengulik sedikit tentang latar belakang penjajahan Ceko oleh Rezim Fasis Jerman.

Pendudukan Fasis Jerman atas Ceko diawali dengan pencaplokan sebuah wilayah Ceko yang bernama “Sudetenland”. Dimana, berdasarkan hasil Perjanjian Munich, Jerman berhak untuk mencaplok wilayah Sudetenland yang kebetulan memiliki populasi etnis Jerman yang sangat besar. Pencaplokan Sudetenland terjadi di Bulan September 1938.

Tak puas dengan wilayah Sudetenland saja, Hitler akhirnya juga berencana untuk menduduki seluruh wilayah Cekoslowakia. Cekoslowakia pada saat itu dipimpin oleh Emil Hacha, seorang yang sangat Pro-Jerman. Oleh karena pandangan politiknya yang Pro-Jerman tersebut, Emil Hacha akhirnya menuruti rencana Hitler.

Pada tanggal 15 Maret 1939, Emil Hacha mendeklarasikan bahsawanya ia menerima kalau Jerman menentukan masa depan rakyat Cekoslowakia. Hitler menganggap deklarasi Hacha sebagai lampu hijau untuk rencana pendudukan dan di hari berikutnya, 16 Maret 1939. Hitler mengumumkan pembentukan Protektorat Bohemia dan Monravia. Pada hari yang sama, Hacha juga langsung diangkat oleh Hitler sebagai presiden Protektorat. Pembentukan Protektorat diikuti juga dengan penyerbuan pasukan fasis Jerman ke seluruh wilayah Cekoslowakia tanpa perlawanan sama sekali.

Pembentukan Protektorat Bohemia dan Monravia oleh Jerman sebenarnya melanggar isi dari perjanjian Munich. Namun, Jerman menjustifikasinya dengan alasan ketegangan antar etnis yang terjadi di Cekoslowakia. Sehingga, pengiriman pasukanJerman untuk menjaga ketertiban di Cekoslowakia dianggap perlu.

Kesal karena kepengecutan para birokrat Ceko. Ribuan kaum pelajar, pekerja, pemuda beserta para mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Charles menggelar sebuah demonstransi anti fasis. Demonstransi ini diadakan di tanggal 28 Oktober 1939 dimana, demonstransi ini mengambil momentum hari peringatan pendirian Negara Cekoslowakia. Namun, dengan seketika demonstransi ini direpresif oleh aparat keamanan Protektorat. Dalam demonstransi tersebut, Vaclac Sedlacek seorang buruh pembuat roti dan anggota Serikat Nasional Pemuda Sokol serta Jan Opletal, seorang mahasiswa kedokteran ditembak oleh pasukan fasis. Vaclac Sedlacek wafat setelah dadanya diberondong peluru sedangkan Jan Opletal tertembak pada bagian perutnya. Jan Opletal sendiri akhirnya wafat di tanggal 11 November 1939.

Kematian Jan Opletal mengundang kemarahan dari warga Ceko yang anti fasis. Pemakaman Jan Opletal diadakan pada tanggal 15 November 1939. Dimana, pemakamannya dihadiri oleh ribuan simpatisan perjuangan anti pendudukan yang membliudak hingga menjadi sebuah demonstransi anti Nazi yang sangat besar. Pihak Protektorat yang panik langsung bergerak menutup semua perguruan tinggi di Cekoslowakia serta mengirim ribuan mahasiswa kedalam kamp konsenterasi. Pada tanggal 17 November 1939, Fasis Nazi mengeksekusi 9 pengajar dan mahasiswa tanpa pengadilan.

9 Orang tersebut ialah :

·        Josef Matoušek (sejarawan dan profesor yang mengurus pemakaman Jan Opletal)

·        Jaroslav Klíma (Mahasiswa hukum; Ketua Asosiasi Nasional Pelajar Ceko di Bohemia dan Moravia yang menuntut pembebasan para mahasiswa yang ditangkap oleh Gestapo (Polisi Rahasia Nazi) selama pemakaman Opletal)

·        Jan Weinert (Mahasiswa Bohemistik dan Germanistik yang menuntut pembebasan mahasiswa yang ditangkap oleh Gestapo selama pemakaman Opletal)

·        Josef Adamec (Mahasiswa hukum; sekretaris Asosiasi Nasional Pelajar Ceko di Bohemia dan Moravia)

·        Jan erný (Mahasiswa kedokteran yang menuntut pembebasan mahasiswa yang ditangkap oleh Gestapo selama pemakaman Opletal)

·        Marek Frauwirth (Mahasiswa ekonomi yang juga bekerja sebagai pegawai kedutaan Slovakia di Praha. Dimana dia mengeluarkan paspor palsu kepada orang-orang Yahudi Ceko yang ingin melarikan diri dari Nazi)

·        Bedřich Koula (Mahasiswa hukum; sekretaris Asosiasi mahasiswa Ceko di Bohemia)

·        Václav afránek (Mahasiswa arsitektur; pemegang rekor Asosiasi Nasional Pelajar Ceko di Bohemia dan Moravia)

·        František Skorkovský (Mahasiswa hukum; Direktur Komite Confédération Internationale des tudiants , Ketua Departemen Luar Negeri Asosiasi Nasional Pelajar Ceko di Bohemia dan Moravia)

Untuk memperingati kebiadaban rezim fasis Jerman, sekumpulan prajurit dan mahasiswa Ceko yang saat itu diasingkan di London mengusulkan supaya setiap tanggal 17 November diperingati sebagai “Hari Pelajar Internasional”. Usulan tersebut kemudian berhasil direalisasikan di tanggal 16 November 1941. Kala itu, perwakilan kaum pelajar dari 14 negara sepakat untuk menandatangani proklamasi tentang penetapan Hari Pelajar Internasional. Akhirnya, 17 November secara resmi ditetapkan sebagai Hari Pelajar Internasional.

64 tahun kemudian, di tanggal yang sama, yakni 17 November 1973. Perjuangan kaum pelajar melawan fasisme kembali terjadi. Namun, kali ini bukan di Cekoslowakia. Melainkan Yunani. Sebuah negara yang berada di penghujung Balkan.

Perjuangan tersebut dilatar belakangi oleh penolakan para mahasiswa Yunani terhadap rezim Junta Militer. Perlu diketahui, Yunani saat itu tengah berada dibawah Kediktatoran Militer yang telah merebut kekuasaan semenjak tahun 1967. Amerika Serikat, diketahui telah membekingi rezim Junta untuk menekan perlawanan kaum Sosialis di Yunani.

Junta Militer Yunani, dengan segala cara berusaha untuk mengontrol jalannya perpolitikan di kampus-kampus Yunani. Tindakan Junta tersebut membuat dongkol para mahasiswa Yunani yang pada akhirnya menyuburkan kelompok-kelompok gerakan anti Junta di berbagai Universitas.

Perlawanan yang sebenar-benarnya terjadi di bulan November 1973. Kala itu, pada tanggal 14 November, ribuan mahasiswa di Universitas Politeknik Athena mengadakan mogok belajar dan demonstransi untuk memprotes rezim Junta. Slogan tuntutan mereka adalah “Psomí-Paideía-Elefthería” (Roti-Pendidikan-Kebebasan). Sepintas slogan tersebut hampir sama dengan slogan Kaum Bolshevik, yakni “Roti-Tanah-Perdamaian”. Selain itu, slogan-slogan Anti Imperialisme Amerika dan slogan-slogan Anti NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) juga digaungkan. Selain penciptaan slogan-slogan, massa yang hadir juga sepakat untuk menduduki gedung Universitas Politeknik Athena.

Pada tanggal 15 November, ribuan orang yang bersimpati dengan perjuangan para mahasiswa Politeknik berduyun-duyun datang ke universitas sebagai wujud solidaritas mereka dengan para mahasiswa. Disamping para mahasiswa, terdapat juga kelompok pekerja bangunan dan sejumlah petani yang turut dalam pendudukan gedung Universitas Politeknik Athena. Di hari yang sama, coretan-coretan yang membandingkan Nazi dengan Junta Yunani serta coretan Anti Amerika mulai bermunculan.

Pada tanggal 16 November, massa tumpah ruah ke jalan-jalan Athena. Massa mulai menyerang gedung-gedung Kemenetrian di sekitar Universitas Politeknik Athena. Jalan menuju pusat kota Athena ditutup oleh aparat untuk menghindari kerusuhan yang meluas. Junta membalas perbuatan massa dengan mengirim penembak jitu, yang dimana para penembak jitu tersebut membantai 24 orang. Massa kemudian membalas dengan membangun barikade di Universitas serta membangun stasiun pemancar radio untuk menyuarakan pesan-pesan perlawanan mereka.

Pada dini hari 17 November, sejumlah tank dikirim untuk menghancurkan perlawanan massa. Sebuah tank AMX 30 (Seri Main Battle Tank asal Prancis) menabrak barikade di gerbang Politeknik. Segera setelah barikade pertahanan tersebut jebol, polisi dan militer mulai menyerbu masuk kedalam Universitas. Para pejuang yang mencoba melarikan diri dipukuli oleh aparat. Perlawanan para mahasiswa berhasil dihancurkan sepenuhnya oleh Junta. Sepanjang 3 hari perlawanan para mahasiswa Athena tersebut, setidaknya 34 orang dinyatakan tewas. Namun, jumlah sebenarnya mungkin lebih banyak lagi.

Kisah perjuangan para kaum pelajar di negeri Ceko serta Yunani setidaknya telah membuktikan pada kita. Bahwasanya masa depan yang cerah untuk kebebasan, kesetaraan dan demokratisasi berada di tangan kaum pelajar. Tinggal memilih bagaimana cara kita berjuang untuk 3 hal tersebut !

Hidup anak muda !

Referensi :

-Ensiklopedia Wikipedia

-Tirto. 16 November 2020. “Sejarah Hari Pelajar Internasional 17 November: Kenapa Diperingati?                                                                 
https://tirto.id/sejarah-hari-pelajar-internasional-17-november-kenapa-diperingati-f64p
-Bumi Rakyat. 17 November 2015. “PERINGATI 76TH INTERNATIONAL STUDENTS’ DAY DENGAN BANGUN GERAKAN MAHASISWA KERAKYATAN”. https://bumirakyat.wordpress.com/2015/11/17/peringati-76th-international-students-day-dengan-bangun-gerakan-mahasiswa-kerakyatan/
-Greek City Times. 17 November 2020. “November 17, 1973: Athens Polytechnic uprising”.                                                    
https://greekcitytimes.com/2020/11/17/november-17-polytechnic-uprising/

 Penulis : Radit- Dept. Organisasi KBAM-KALTIM

 

 

 

 

 

Komentar