Langsung ke konten utama

 

           

KEPAHLAWANAN DAN PERJUANGAN TAN MALAKA DILUPAKAN

Hidup kesepian, berjuang dalam hujatan, memutuskan untuk tidak menikah demi perjuangan meraih kemerdekaan, hingga ditembak mati oleh bangsanya sendiri. "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda". ialah satu dari sekian banyak kata bijaknya.


Setiap tanggal 10 November bangsa indonesia akan merayakan peringatan hari pahlawan sebagai wujud pengingat, dan penghargaan  terhadap perjuangan pahlawan kemerdekaan yang telah gugur mendahului perjuangan rakyat. Tidak seperti Soekarno dan Hatta yang terkenal dan sering dieluhkan kepahlawananya, Tan malaka di akhir hayatnya penuh dengan hujatan meski memiliki peranan besar dalam kemerdekaan bangsa dan negara.

Sebagai orang yang pertama kali berjuang menentang antikolonialisme di Hindia belanda, Datuk Tan malaka menjadi orang yang paling berbahaya bagi kolonial belanda, karna memiliki semangat juang untuk merdeka 100 % serta pemikiran politik yang revolusioner. Jauh sebelum kemerdekaan, tan malaka telah tampil dan menyuarakan perjuangan bangsa indonesia agar lepas dari belenggu kolonialisme dalam forum internasional pada kongres komunisme di moscow salah satu gagasanya ialah penggabungan Komunisme dan Pan islamisme untuk mengusir colonial dan kapitalis.

Buku  Menuju Republik Indonesia pada tahun 1925 atau "Naar de Republiek" adalah buku yang menjadi pegangan bagi tokoh bangsa yang lain untuk melakukan perjuangan secara sistematis dalam melawan penjajah. Bahkan jauh sebelum buku "Indonesia Merdeka" oleh bung Hatta serta bung Karno "Indonesia menggugat"

Sebagai seorang guru bagi anak-anak buruh perkebunan teh dan tembakau, Tan malaka sangat mengerti dan paham akan akar penindasan yang terjadi terhadap rakyat   indonesia, sehingga pria yang digelari sebagai bapak Republik tersebut memiliki sikap yang keras dan tidak mau kompromi dengan Belanda dan Jepang. Selain pernah mengajar disekolah anak buruh perkebunan teh dan tembakau, tan malaka pernah mendirikan sekolah menegah di singapura, tiongkok, serta peran dalam mendorong anak muda yang bekerja dibawah tanah pada masa pendudukan jepang untuk memantik Revolusi yang terjadi pada tanggal 17 Agustus.

 

Tidak hanya bapak Republik, "Sang Fajar Merah" menjadi julukanya karena terkenal dengan pergerakan bawah tanahnya serta sikapnya yang tegas tanpa kompromi dengan penjajah, sehingga mengakibatkan dirinya diasingkan di Belanda pada tahun 1922. Namun hal tersebut tidak membuat tan malaka untuk menyerah, tercatat bebearapa negara pernah disinggahinya diantaranya Jerman, Rusia, Filipina, Thailand, Burma, China, Malaysia, dan Singapura. Setelah bergerilya di luar negeri tan malaka kembali diindonesia pada tahun 1942 ke Sumatera dan Ke Jawa tepatnya di Jakarta kemudian menyelesaikan karya terbaiknya yakni "Madilog".

Perbedaan pandangan anatara Tan Malaka dan beberapa tokoh seperti Soekarno, bung Hatta, amir sjarifudin membuat adanya dua haluan, Tan tetap kukuh dengan prinsip 100 % merdeka tanpa ada kompromi dengan belanda sebelum angkat kaki dari tana air, sedangkan kubu soekarno memikirkan untuk berunding dengan Belanda. Alhasil, Tan malaka ditangkap dan dipenjara selama 2 tahun tanpa diadili dipersidangan, bahkan ditembak mati pada tahun 1949

Pada tahun 1963 Tan malaka di anugerahi Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno. Namun, memasuki orde baru semua tentang sejarah perjuangan Bapak Republik Tan Malaka dihapuskan dalam sejarah bangsa hanya karena stigma negatif komunis yang dianutnya. Bahkan, beberapa kelmpok yang akan menyelenggarakan bedah buku dan diskusi Tan malaka diberbagai daerah diindonesia seperti Jawa Timur , Jawa Tengah dibubarkan oleh Ormas FPI Dan Pemuda Pancasila.


SELAMAT HARI PAHLAWAN BAPAK REPUBLIK "TAN MALAKA"

Oleh : Yopin Pratama - Dewan Muda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA Mahasiswa sebuah istilah yang seharusnya mengandung makna terpelajar dan kritis. Hal itu sudah semestinya selalu melekat dalam raga dan jiwa seorang mahasiswa. Secara umum untuk menyematkan istilah mahasiswa kepada sesorang adalah ketika ia memasuki gerbang universitas, serta melintasi berbagai proses acara penerimaan mahasiswa baru oleh kampus. Di dalam berbagai proses ini mahasiswa baru wajib untuk menyelesaikan agenda yang seringkali syarat dengan narasi "sakral". Grand narasi inilah yang menjelma sebagai lorong untuk menjadi mahasiswa yang identik dengan OSPEK.  Mahasiswa Baru & OSPEK Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau akronimnya OSPEK selalu terbayang menakutkan bagi mahasiswa baru dan selalu dinantikan oleh sebagian mahasiswa yang sudah senior beserta alumninya. Berbagai rapat yang panjang, alot dan berhari-hari menjadi penghias waktu sebelum terlaksananya OSPEK, berbagai interupsi susul menyusul dari bagian mahasis...

Fadli Zon Memanipulasi Tragedi Mei 1998

  Tragedi Mei 1998 adalah salah satu babak terkelam dalam sejarah modern Indonesia. Ribuan nyawa melayang, properti ludes terbakar, dan yang paling mengerikan, laporan-laporan tentang perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa mencoreng kemanusiaan. Dalam iklim politik pasca-reformasi yang masih rentan, upaya untuk memahami, merekonstruksi, dan merekonsiliasi sejarah krusial untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa. Namun, di tengah upaya tersebut, muncul narasi-narasi tandingan yang alih-alih mencerahkan, justru berpotensi memanipulasi ingatan kolektif, bahkan menolak keberadaan fakta-fakta yang telah terverifikasi. Fadli Zon sebagai Mentri Kebudayaan Republik IIndonesia, sebagai figur publik dan politisi, kerap menjadi sorotan dalam konteks ini, khususnya terkait pandangannya yang meragukan insiden perkosaan massal 1998. Fadli Zon dan Penolakan Fakta: Sebuah Pola yang Berulang Fadli Zon, melalui berbagai platform, termasuk media sosial ...

KELANGKAAN MINYAK DI KOTA PENGHASIL MINYAK TERBESAR

  Namaku Muchamad Abim Bachtiar (akrab disapa bach), saat ini sedang berkuliah di Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 6 semester dan sedang getol – getolnya aktif di Eksekutif Mahasiswa, saya tertarik untuk mengangkat isu minyak yang akhir – akhir ini hangat diperbincangkan di Kalimantan Timur. Kita semua mengetahui bahwa di Kalimantan Timur terdapat sebuah kota dengan penghasil minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara, kota yang menjadi pusat ekspor minyak di berbagai provinsi hingga negara lain. Namun sayangnya, masyarakat yang hidup di kota tersebut malah mendapatkan masalah krisis atau kelangkaan dalam mendapatkan minyak dalam bermobilisasi. Kota ini tidak lain dan tidak bukan adalah Kota Balikpapan. Aku akan memantik tulisan ini dengan memberitahu ke kawan – kawan semua bahwa Pertamina yang mendapatkan lisensi BUMN tak bosan - bosannya merugikan rakyat kecil. Korupsi yang meraup keuntungan 900t me...