Langsung ke konten utama

ANAK MUDA BELAJAR-1 ; POLEMIK CALON PIMPINAN KPK


PERSEMBAHAN ANAK MUDA BELAJAR-1

POLEMIK CALON PIMPINAN KPK
oleh Kelompok Lembuswana

Permasalahan seakan berkembang biak menerpa Ibu Pertiwi. Berbagai macam isu timbul tenggelam layaknya batu karang di laut. Belum kelar masalah rasisme, masyarakat harus berhadapan dengan masalah politik pemerintahan. Polemik pemilihan calon pimpinan KPK periode 2019-2023 tepatnya.
Sebelum terpilihnya Firli Bahuri sebagai Ketua KPK, empat nama yang menjadi saingan kuatnya yakni Nawawi Pomolango (Hakim di Pengadilan Tinggi Denpasar, Bali), Lili Pintauli Siregar (Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban/LPSK), Nurul Ghufron (Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember), dan Alexander Marwata (Komisioner KPK petahana sekaligus mantan hakim tindak pidana korupsi).
Menjadi sorotan masyarakat, Firli Bahuri saat ini masih menjabat sebagai Kapolda Sumsel. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK. Namun, Penasihat KPK Muhammad Tsani Annafari mengatakan mantan Kapolda NTB pernah melakukan pelanggaran kode etik berat, yaitu menjemput secara langsung seorang saksi yang akan diperiksa di lobi KPK pada 8 Agustus 2018.
Pelanggaran tersebut membuat masyarakat sedikit ragu akan nasib KPK ke depannya. Ditambah lagi dengan RUU KPK yang condong melemahkan lembaga pemberantas rasuah ini. Khawatirnya, terjadi permainan politik antar pimpinan KPK dengan Dewan Pengawas yang dipilih langsung oleh DPR.
Sejatinya, Capim KPK yang akan dilantik untuk lima tahun ke depan, dalam hal ini Firli Bahuri, harus profesional dalam memberantas korupsi yang berkembang di Indonesia. Jangan ada kasus-kasus korupsi yang tidak netral ataupun transparan. Rakyat Indonesia berhak ikut andil dalam penegakkan hukum yang berlaku bagi para koruptor, terkhusus anak muda Indonesia.
Sebagai anak muda Indonesia yang menjadi generasi penerus bangsa, sikap pengawalan terhadap kinerja pimpinan KPK patut dilakukan. Selain itu, pembelajaran mengenai anti korupsi juga harus diimplementasikan. Dimulai dari aktualisasi wawasan kebangsaan dan pendidikan moral kepada pelajar dan mahasiswa yang ada di setiap wilayah Indonesia.
Kemudian, pemerintah juga harus peduli untuk menampung segala aspirasi rakyat dan merealisasikannya untuk melakukan perubahan yang lebih baik, terutama dalam memberantas korupsi yang ada. Sehingga, Indonesia tidak lagi masuk ke peringkat teratas sebagai negara penghasil koruptor terbanyak di dunia.

#SAVEKPK #INDONESIATANPAKORUPSI

Tulisan di atas dibuat saat Agenda Anak Muda Belajar ke-1 (Agenda Recruitmen Kelompok Belajar Anak Muda) Sebagai tugas kelompok untuk di presentasikan saat hari ke-2 agenda Anak Muda Belajar tentang ; Polemik Calon Pimpinan KPK.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA Mahasiswa sebuah istilah yang seharusnya mengandung makna terpelajar dan kritis. Hal itu sudah semestinya selalu melekat dalam raga dan jiwa seorang mahasiswa. Secara umum untuk menyematkan istilah mahasiswa kepada sesorang adalah ketika ia memasuki gerbang universitas, serta melintasi berbagai proses acara penerimaan mahasiswa baru oleh kampus. Di dalam berbagai proses ini mahasiswa baru wajib untuk menyelesaikan agenda yang seringkali syarat dengan narasi "sakral". Grand narasi inilah yang menjelma sebagai lorong untuk menjadi mahasiswa yang identik dengan OSPEK.  Mahasiswa Baru & OSPEK Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau akronimnya OSPEK selalu terbayang menakutkan bagi mahasiswa baru dan selalu dinantikan oleh sebagian mahasiswa yang sudah senior beserta alumninya. Berbagai rapat yang panjang, alot dan berhari-hari menjadi penghias waktu sebelum terlaksananya OSPEK, berbagai interupsi susul menyusul dari bagian mahasis...

Fadli Zon Memanipulasi Tragedi Mei 1998

  Tragedi Mei 1998 adalah salah satu babak terkelam dalam sejarah modern Indonesia. Ribuan nyawa melayang, properti ludes terbakar, dan yang paling mengerikan, laporan-laporan tentang perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa mencoreng kemanusiaan. Dalam iklim politik pasca-reformasi yang masih rentan, upaya untuk memahami, merekonstruksi, dan merekonsiliasi sejarah krusial untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa. Namun, di tengah upaya tersebut, muncul narasi-narasi tandingan yang alih-alih mencerahkan, justru berpotensi memanipulasi ingatan kolektif, bahkan menolak keberadaan fakta-fakta yang telah terverifikasi. Fadli Zon sebagai Mentri Kebudayaan Republik IIndonesia, sebagai figur publik dan politisi, kerap menjadi sorotan dalam konteks ini, khususnya terkait pandangannya yang meragukan insiden perkosaan massal 1998. Fadli Zon dan Penolakan Fakta: Sebuah Pola yang Berulang Fadli Zon, melalui berbagai platform, termasuk media sosial ...

KELANGKAAN MINYAK DI KOTA PENGHASIL MINYAK TERBESAR

  Namaku Muchamad Abim Bachtiar (akrab disapa bach), saat ini sedang berkuliah di Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 6 semester dan sedang getol – getolnya aktif di Eksekutif Mahasiswa, saya tertarik untuk mengangkat isu minyak yang akhir – akhir ini hangat diperbincangkan di Kalimantan Timur. Kita semua mengetahui bahwa di Kalimantan Timur terdapat sebuah kota dengan penghasil minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara, kota yang menjadi pusat ekspor minyak di berbagai provinsi hingga negara lain. Namun sayangnya, masyarakat yang hidup di kota tersebut malah mendapatkan masalah krisis atau kelangkaan dalam mendapatkan minyak dalam bermobilisasi. Kota ini tidak lain dan tidak bukan adalah Kota Balikpapan. Aku akan memantik tulisan ini dengan memberitahu ke kawan – kawan semua bahwa Pertamina yang mendapatkan lisensi BUMN tak bosan - bosannya merugikan rakyat kecil. Korupsi yang meraup keuntungan 900t me...