Langsung ke konten utama

KEMERDEKAAN HANYA FATAMORGANA

 KEMERDEKAAN HANYA FATAMORGANA

Ditulis oleh : Dermaga-Bidang Kapok KBAM

76 tahun sudah bangsa ini terlepas dari belnggu imperialisme asing, 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan yang di kumandangkan, menandai bangsa ini adalah bangsa yang benar-benar hendak merdeka dan memberikan kesejahteraan tanpa ada ketimpangan sosial bagi masyarakat bangsa ini. 

Emang tak mudah, mempertahankan kemerdekaan bangsa ini dari negara-negara kolonial yang tetap ingin menguasai tanah beserta isi nya. 

Saat itu pemuda bangsa ini bersatu dalam sebuah gerakan yang progresif, meangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa, bertaruh nyawa dan darah untuk menyubur kan tanah ini dan melepas tanah ini dari belenggu penjajahan bangsa asing. 


Seiring berjalan nya waktu kemerdekaan, bangsa ini mengalami kemunduran sosial, ekonomi dan politik praktis, yang mengorbankan banyak nyawa rakyat yang tak berdosa, masih ingat kah kalian tentang "G30spki". 

Tahun-tahun itu poltik negri ini sangat tidak kondusif, banyak rakyat yang tak berdosa harus meninggal karna negara tak sanggup melindungi rakyat nya, dan membiarkan sesama rakyat saling bunuh satu nama lain, atas nama nasionalis, agama dan perbedaan ideologi. 

Peristiwa G30S 1965 secara faktual diikuti oleh pembunuhan massal di berbagai daerah di Indonesia. Pembunuhan itu tak pernah diungkapkan dalam pendidikan sejarah, baik proses maupun jumlah korbannya. 

Robert Cribb dalam 'The Indonesian Killings, 1965-1966: Studies from Jawa and Bali ' menjelaskan bahwa pembunuhan dimulai beberapa pekan setelah kudeta gagal itu. Peristiwa pembunuhan massal menyapu seluruh Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Ada pula pembunuhan di pulau-pulau lain terkait suasana politik saat itu, skalanya cenderung lebih kecil dari Jawa dan Bali.

"Pembantaian berhenti pada Maret 1966, namun kadang muncul lagi secara tiba-tiba hingga 1969,"

Selesai tahun-tahun yang sangat menakutkan itu. Bangsa ini masih saja mengalami ketimpang sosial dan politik yang Sangat-sangat jelas. Rakyat hanya Butuh perkerjaan, lahan pertanian untuk bisa memenuhi kebutuhan nya, bukan tindakan-tindkan yang tak pernah pro terhadap rakyat. 

Si tangan besi itu, memimpin sangat lah lama, sampai rakyat pun takut untuk berbicara. 

Tapi di tahun-tahun 90 an para mahasiswa, pemuda, dan rakyat berani untuk bersuara, berani melawan ketidak adilan itu, walau pun nyawa menjadi taruhan nya. 

Gerakan mahasiswa mulai muncul kembali sekitar 1988. Kasus tanah, seperti pembangunan Waduk Kedung Ombo, mendorong mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Pulau Jawa turun ke jalan. Mereka menolak tunduk pada kebijakan rezim yang melarang mahasiswa berpolitik.

Dari kemunculan gerakan mahasiswa saat itu, sebagian kelompok mahasiswa dan gerakan rakyat (buruh dan tani) mendirikan Persatuan Rakyat Demokratik (PRD). 

Dan terbentuknya organisasi persatuan Rakyat Demokratik dideklarasikan di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) pada Mei 1994. Dua bulan berikutnya. 

Pada akhir 1997 dan awal 1998, peran partai ini dalam gelombang Reformasi dan dalam menumbangkan rezim Soeharto juga signifikan. Meski terpaksa berjuang secara bawah tanah, anggotanya membentuk atau menggabungkan diri dalam bermacam komite rakyat dan mahasiswa. Di tengah krisis ekonomi, gelombang tuntutan demokrasi serta terjadinya Peristiwa Mei 1998, Presiden Suharto kemudian mundur dan menyerahkan tampuk pemerintahan untuk wakilnya B.J. Habibie.

Dan tahun 98 keberhasilan pun terjadi kemengan yang fatamorgana pun terjadi, eforia besar-besaran terjadi di seluruh negri. 

Seiring berjalan nya waktu dari fatamorgana Reformasi dan kemerdekaan itu sampai sekarang kita agungkan, kita belum sadar sepenuhnya, bahwa kita masih dalam jajahan yang sangat menyakitkan, rakyat harus kelaparan, rakyat harus kehilangan tanah nya, demi sebuah pembangunan yang mereka sendiri tak merasakan itu. 

76 tahun bangsa ini, sudah setengah abad lebih berlalu, masih saja negri terjajah oleh mereka yang serakah, kemerdekaan bagai fatamorgana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA Mahasiswa sebuah istilah yang seharusnya mengandung makna terpelajar dan kritis. Hal itu sudah semestinya selalu melekat dalam raga dan jiwa seorang mahasiswa. Secara umum untuk menyematkan istilah mahasiswa kepada sesorang adalah ketika ia memasuki gerbang universitas, serta melintasi berbagai proses acara penerimaan mahasiswa baru oleh kampus. Di dalam berbagai proses ini mahasiswa baru wajib untuk menyelesaikan agenda yang seringkali syarat dengan narasi "sakral". Grand narasi inilah yang menjelma sebagai lorong untuk menjadi mahasiswa yang identik dengan OSPEK.  Mahasiswa Baru & OSPEK Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau akronimnya OSPEK selalu terbayang menakutkan bagi mahasiswa baru dan selalu dinantikan oleh sebagian mahasiswa yang sudah senior beserta alumninya. Berbagai rapat yang panjang, alot dan berhari-hari menjadi penghias waktu sebelum terlaksananya OSPEK, berbagai interupsi susul menyusul dari bagian mahasis...

Fadli Zon Memanipulasi Tragedi Mei 1998

  Tragedi Mei 1998 adalah salah satu babak terkelam dalam sejarah modern Indonesia. Ribuan nyawa melayang, properti ludes terbakar, dan yang paling mengerikan, laporan-laporan tentang perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa mencoreng kemanusiaan. Dalam iklim politik pasca-reformasi yang masih rentan, upaya untuk memahami, merekonstruksi, dan merekonsiliasi sejarah krusial untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa. Namun, di tengah upaya tersebut, muncul narasi-narasi tandingan yang alih-alih mencerahkan, justru berpotensi memanipulasi ingatan kolektif, bahkan menolak keberadaan fakta-fakta yang telah terverifikasi. Fadli Zon sebagai Mentri Kebudayaan Republik IIndonesia, sebagai figur publik dan politisi, kerap menjadi sorotan dalam konteks ini, khususnya terkait pandangannya yang meragukan insiden perkosaan massal 1998. Fadli Zon dan Penolakan Fakta: Sebuah Pola yang Berulang Fadli Zon, melalui berbagai platform, termasuk media sosial ...

KELANGKAAN MINYAK DI KOTA PENGHASIL MINYAK TERBESAR

  Namaku Muchamad Abim Bachtiar (akrab disapa bach), saat ini sedang berkuliah di Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 6 semester dan sedang getol – getolnya aktif di Eksekutif Mahasiswa, saya tertarik untuk mengangkat isu minyak yang akhir – akhir ini hangat diperbincangkan di Kalimantan Timur. Kita semua mengetahui bahwa di Kalimantan Timur terdapat sebuah kota dengan penghasil minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara, kota yang menjadi pusat ekspor minyak di berbagai provinsi hingga negara lain. Namun sayangnya, masyarakat yang hidup di kota tersebut malah mendapatkan masalah krisis atau kelangkaan dalam mendapatkan minyak dalam bermobilisasi. Kota ini tidak lain dan tidak bukan adalah Kota Balikpapan. Aku akan memantik tulisan ini dengan memberitahu ke kawan – kawan semua bahwa Pertamina yang mendapatkan lisensi BUMN tak bosan - bosannya merugikan rakyat kecil. Korupsi yang meraup keuntungan 900t me...