Langsung ke konten utama

TIGA ALASAN UTAMA BUDAYA PATRIARKI MASIH MELEKAT DIKALANGAN MASYARAKAT INDONESIA

TIGA ALASAN UTAMA BUDAYA PATRIARKI MASIH MELEKAT DIKALANGAN MASYARAKAT INDONESIA

Ditulis oleh: Debi-Bidang administrasi dan keuangan mandiri.



Berbicara soal budaya patriarki di Indonesia tentu sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Namun sebenernya tau kah kalian apa itu budaya patriarki? Mengapa budaya patriarki ini masih melekat di kalangan warga Indonesia? Dan apa dampak budaya patriarki ini untuk kaum perempuan kedepannya ? 

Patriarki merupakan sebuah sistem yang menempatkan laki-laki pada posisi utama atau terpenting dalam berbagai hal. Secara tersirat sistem ini menggambarkan bahwa posisi perempuan selalu berada di bawah laki-laki dan menjadikan laki-laki memiliki hak istimewa dan mendominasi tak hanya dilingkup kecil saja melainkan juga bisa mencakup lingkup yang lebih luas seperti dalam konteks ekonomi, sosial, pendidikan, politik dan lain-lain. 

Mengutip dari situs "magdalene.co" ada 3 alasan utama budaya patriarki masih melekat dikalangan masyarakat Indonesia :

1. Peran Orang Tua dalam mengurangi sikap budaya patriarki. 

kita lihat dalam suatu keluarga misalnya, figur yang dipanggil ayah punya kekuasaan penuh terhadap kaum perempuan yaitu istri, anak serta aset berharga. Sebagian kelompok patriarkal termasuk patrilineal, yang biasanya aset serta gelar akan diturunkan anak berkelamin laki-laki, bukan perempuan. Bila dilihat sekilas komposisi ini memberikan hak eksklusif buat kaum pria & menaruh kedudukan kaum perempuan di bawah kaum pria.

2. Konstruksi Sosial Masyarakat Tentang Seorang Laki-laki. 

Sering dengar ungkapan masyarakat seperti “Laki-laki enggak boleh nangis! Kayak perempuan aja, lemah!” atau “Masa gaji suami lebih rendah daripada istri, malu lah!”? Baik, pihak laki-laki maupun perempuan sangat dirugikan dengan ungkapan ini. Selain menghujani laki-laki dengan berbagai tuntutan, ungkapan ini juga menganggap perempuan sebagai manusia yang derajatnya tidak boleh lebih dari laki-laki.

3. Peran Media Dalam Menilai Substansi Seorang Perempuan. 

Tak sedikit iklan di televisi, radio , majalah ataupun media cetak lain nya yang tanpa disadari telah mendiskriminasi perempuan. 

Sebagai contoh : 

Premis cerita iklan suatu produk kecantikan yang mengangkat konsep perubahan warna kulit perempuan setelah menggunakan produk tersebut, karna perubahan itu sekarang ia digemari banyak pria dari yang sebelumnya berkulit gelap menjadi berkulit putih. Tentu saja premis cerita ini sangat mengedepankan opini lawan jenis yaitu laki-laki mereka sebagai penentu utama dari kepuasan dan kecantikan seorang perempuan. 

Dari sini dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berpegang teguh dengan budaya patriarki. laki-laki punya peran sebagai kontrol utama, sementara peran perempuan dibatasi pengaruhnya, baik aspek ekonomi, sosial, politik, dan psikologi, bahkan termasuk di dalamnya institusi pernikahan. Posisi perempuan diletakkan pada subordinat atau inferior. Pembatasan tersebut jadi belenggu dan mengentalkan perlakuan diskriminasi

Hal ini tentu membuat perempuan semakin dipandang lemah. Perlu adanya pemahaman tentang kesetaraan gender untuk menghapus segala bentuk penindasan terhadap perempuan baik itu dalam bentuk kekerasan, pelecehan, diskriminasi dalam hal pekerjaan, memiliki hak atas pendidikan yang sama dengan laki-laki, dan lain sebagainya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA

PERANGAI MILITER DALAM LINGKARAN MAHASISWA Mahasiswa sebuah istilah yang seharusnya mengandung makna terpelajar dan kritis. Hal itu sudah semestinya selalu melekat dalam raga dan jiwa seorang mahasiswa. Secara umum untuk menyematkan istilah mahasiswa kepada sesorang adalah ketika ia memasuki gerbang universitas, serta melintasi berbagai proses acara penerimaan mahasiswa baru oleh kampus. Di dalam berbagai proses ini mahasiswa baru wajib untuk menyelesaikan agenda yang seringkali syarat dengan narasi "sakral". Grand narasi inilah yang menjelma sebagai lorong untuk menjadi mahasiswa yang identik dengan OSPEK.  Mahasiswa Baru & OSPEK Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau akronimnya OSPEK selalu terbayang menakutkan bagi mahasiswa baru dan selalu dinantikan oleh sebagian mahasiswa yang sudah senior beserta alumninya. Berbagai rapat yang panjang, alot dan berhari-hari menjadi penghias waktu sebelum terlaksananya OSPEK, berbagai interupsi susul menyusul dari bagian mahasis...

Fadli Zon Memanipulasi Tragedi Mei 1998

  Tragedi Mei 1998 adalah salah satu babak terkelam dalam sejarah modern Indonesia. Ribuan nyawa melayang, properti ludes terbakar, dan yang paling mengerikan, laporan-laporan tentang perkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa mencoreng kemanusiaan. Dalam iklim politik pasca-reformasi yang masih rentan, upaya untuk memahami, merekonstruksi, dan merekonsiliasi sejarah krusial untuk memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah terulangnya tragedi serupa. Namun, di tengah upaya tersebut, muncul narasi-narasi tandingan yang alih-alih mencerahkan, justru berpotensi memanipulasi ingatan kolektif, bahkan menolak keberadaan fakta-fakta yang telah terverifikasi. Fadli Zon sebagai Mentri Kebudayaan Republik IIndonesia, sebagai figur publik dan politisi, kerap menjadi sorotan dalam konteks ini, khususnya terkait pandangannya yang meragukan insiden perkosaan massal 1998. Fadli Zon dan Penolakan Fakta: Sebuah Pola yang Berulang Fadli Zon, melalui berbagai platform, termasuk media sosial ...

KELANGKAAN MINYAK DI KOTA PENGHASIL MINYAK TERBESAR

  Namaku Muchamad Abim Bachtiar (akrab disapa bach), saat ini sedang berkuliah di Program Studi Administrasi Publik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Selama mengikuti perkuliahan kurang lebih 6 semester dan sedang getol – getolnya aktif di Eksekutif Mahasiswa, saya tertarik untuk mengangkat isu minyak yang akhir – akhir ini hangat diperbincangkan di Kalimantan Timur. Kita semua mengetahui bahwa di Kalimantan Timur terdapat sebuah kota dengan penghasil minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara, kota yang menjadi pusat ekspor minyak di berbagai provinsi hingga negara lain. Namun sayangnya, masyarakat yang hidup di kota tersebut malah mendapatkan masalah krisis atau kelangkaan dalam mendapatkan minyak dalam bermobilisasi. Kota ini tidak lain dan tidak bukan adalah Kota Balikpapan. Aku akan memantik tulisan ini dengan memberitahu ke kawan – kawan semua bahwa Pertamina yang mendapatkan lisensi BUMN tak bosan - bosannya merugikan rakyat kecil. Korupsi yang meraup keuntungan 900t me...