KRISIS IKLIM DAN PERAN ANAK MUDA DALAM MENCEGAHNYA
Ditulis oleh : Mona-Bidang Literasi KBAM
Krisis Iklim, adalah sebuah krisis yang dialami masyarakat di seluruh dunia yang disebabkan oleh adanya perubahan iklim. Perubahan iklim terjadi ketika suhu rata-rata bumi meningkat dalam jangka waktu yang lama, disebabkan oleh gas rumah kaca yang terjebak di stratosfer. Gelombang panas setiap tahunnya hadir dengan kondisi yang lebih ekstrem. Namun ternyata masih banyak orang yang mengira bahwa banjir hanya disebabkan oleh hujan deras dan kebakaran hutan terjadi akibat musim panas tiba. Nyatanya, peningkatan suhu yang diakibatkan oleh pemanasan global menjadi penyebab utama dari semua bencana tersebut.
Kondisi Bumi Terkini, kondisi iklim di bumi semakin ekstrem. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bencana pada pertengahan tahun 2021, mulai dari banjir, gelombang panas, hingga kebakaran. Gelombang panas atau heatwave merupakan fenomena cuaca yang membuat suhu udara panas 5 derajat celsius lebih tinggi dibandingkan rata-rata suhu maksimum harian. Biasanya, fenomena ini berlangsung selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut di wilayah yang mengalaminya.
Sering kali terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi, seperti wilayah Amerika, Eropa, Australia, dan wilayah yang memiliki massa daratan luas. Badan Meteorologi Dunia melaporkan bahwa wilayah Amerika Utara sedang mengalami fenomena gelombang panas. Bahkan, gelombang panas yang terjadi di Amerika Utara ini memecahkan rekor suhu tertinggi di wilayah British Columbia Kanada yang mencapai 49,6 derajat celsius dan 47,7 derajat celsius di Phoenix Arizona pada pertengahan Juni 2021. Gelombang panas tersebut dinyatakan memiliki dampak yang sangat luas pada kehidupan manusia maupun ekosistem.
Peningkatan Suhu, Sebuah penelitian memperkirakan pada 2025 mendatang terdapat 40% kemungkinan temperatur 1,5 derajat Celcius (1,5C) lebih panas setidaknya dalam setahun dibandingkan masa pra industri (atau pada 1850an). Itu tidak sesuai dengan dua batas temperatur yang telah disepakati dalam Perjanjian Paris dalam rangka mengendalikan perubahan iklim. Finlandia dan Rusia Barat meraih suhu terpanas pada bulan juni yang diketahui dari situs iklim di Helsinki, ibu kota dari Finlandia, begitu juga dengan moskow. Asia juga tidak bias menghindar dari fenomena gelombang panas ini. India sebagai salah satu Negara di Asia Selatan menjadi bukti nyata dari pengaruh gelombang panas. Kota Delhi telah mengalami empat hari gelombang panas pada bulan juli dengan suhu paling tinggi mencapai 43,1 derajat celcius.
Tenggelam dan Terbakar, Gelombang panas yang terjadi pada pertengahan tahun 2021 ini telah menelan banyak korban jiwa dan menghasilkan banyak bencana. Eropa sangat merasakan dampak dari fenomena tersebut. Hal ini dapat dilihat dari angka kematian di Jerman lebih dari 180 serta 764 orang terluka dan di Belgia terdapat 20 korban jiwa akibat banjir yang disebabkan oleh gelombang panas sebesar 49,6 derajat celcius. Berbeda dengan Eropa, gelombanag panas di Amerika Utara menyebabkan terjadinya kebakaran hutan. Menurut Pusat Pemadaman Kebakaran Antar Lembaga Nasional pada tanggal 28 juli 2021, diketahui Amerika Serikat telah dilanda 37,009 kebakaran hutan di seluruh negeri yang telah membakar habis 3,4 juta hektare.
Pemanasan global dapat menyebabkan lebih banyak air menguap sehingga terjadi peningkatan intensitas hujan dan salju tahunan. Memang banyak factor yang dapat meyebabkan banjir, tetapi pemanasan atmosfer yang disebabkan oleh perubahan iklim membuat curah hujan ekstrem lebih mungkin terjadi.
Perubahan iklim juga merupakan kunci dalam meningkatnya intensitas kebakaran hutan yang terjadi setiap tahunnya. Dengan kondisi yang lebih panas dan kering, risiko kebakaran akan semakin meningkat serta menyebabkan perilaku kebakaran yang tidak menentu.
Apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda untuk mencegah krisis iklim ? Sebagai penyebab dari pemanasan global yang memicu terjadinya fenomena alam eksterem sudah seharusnya manusia membuat rencana terbaru dalam upaya pencegahan terlebih bagi generasi muda saat ini yang seharusnya sadar penuh dengan adanya krisis iklim dan memiliki peran penting dalam hal menyuarakan krisis iklim. Mengapa anak muda ? Karena anak muda yang masih memiliki banyak waktu untuk menganalisis kondisi bumi saat ini, karena anak muda yang dapat meng-kampanyekan isu krisis iklim ini dengan di kemas semenarik mungkin dan se millenials mungkin dan karena generasi muda saat inilah yang paling merasakan dampak lima sampai sepuluh tahun kedepan akibat dari efek pemanasan global saat ini.
Lalu harus mulai dari mana ? Kita dapat mulai meng-kampanyekan terkait dengan peralihan dari Energi Fosil menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT). Energi Baru Terbarukan adalah, sumber energi berasal dari alam yang mampu dibuat kembali secara bebas, serta mampu diperbarui terus-menerus dan tak terbatas. Perbedaan antara energy baru dan energi terbarukan adalah dari asal dan prosesnya.Energi terbarukan berasal dari proses alam yang berkelanjutan sedangkan Energi baru yang akan habis bila diekploitasi secara terus-menerus, antara lain minyak bumi, batu bara, gas bumi, gambut dan serpih bitumen. Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan gas yang beracun. Oleh karena itu, penggunaan bahan bakar fosil atau energi tak terbarukan harus segera dihentikan atau dikurangi. Sebagai gantinya, kita harus beralih ke energi alternatif yang ramah lingkungan dan tidak menghasilkan gas rumah kaca. Kita dapat meng-kampanyekan terkait peralihan ini melalui sosial media dengan membuat infografis-infografis singkat yang mudah di pahami dan dengan desain yang tidak monoton, hal ini juga dapat meningkatkan budaya literasi digital. Lalu hal lainnya kita juga dapat melakukan aksi nyata seperti turun ke jalan dengan dengan memberikan pencerdasan atau propaganda kepada masyarakat bahwa krisis iklim nyata adanya, dan dengan menyasar titik-titik seperti pasar tradisional, tempat iconic di daerah masing-masing, depan kantor-kantor pemerintahan, dll.
Aksi Di Dunia Yang Dapat Kita Contoh, misalnya pada gerakan skolstrejk for climate atau gerakan mogok sekolah untuk iklim yang dipelopori oleh Greta Thunberg di depan parlemen Swedia pada Agustus 2018. Lalu ada aksi damai Extinction Rebellion dalam meminta Deklarasi Darurat Iklim yang setelah laporan IPCC 2018 dipublikasikan membuahkan hasil dideklarasinya darurat iklim di UK. Aksi ini direplikasi di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia dikenal dengan Jeda Untuk Iklim, terakhir dilakukan pada 25 September 2020 melalui daring. Kemudian ada pula Mock COP26, aksi daring aktivis iklim muda karena penundaan COP 26 akibat pandemic Covid-19. Dan yang terakhir adalah gugatan pemuda Korea Selatan pada maret 2020 lalu. Litigasi perubahan iklim, beberapa litigasi perubahan iklim dilakukan oleh pemuda sebagai penggugat.
Komentar